Minggu, 29 Januari 2012
Maybe I Love You
Mentari pagi bersinar cukup cerah pagi ini. Ya.. walau sedikit dingin karna hujan semalam. Namun di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah sudah terjadi sebuah keributan antara dua orang remaja yang mungkn kakak adik.
"ihhh begoo!! bukan gitu caranya!" seorang laki-laki yang kira-kira berusia 16 tahun itu menunjuk-nunjuk layar laptop.
"ihh kakak engga usah bilang bego segala deh!" kata seorang gadis yang kira-kira berumur 15 tahun itu kesal karena di bilang bego oleh sang kakak.
"hhe.. mangap" kakaknya nyengir kuda.
"udah ah.. dari pada kena omel mulu mending bantu Bu Mus di dapur" akhirnya gadis itu pun menyerah dan pergi meninggalkan kakaknya.
"heeii.. jangan ngambek dong" pinta kakaknya itu, namun gadis itu tidak mempedulikannya.
gadis itu tiba-tiba berhentii saat melihat seorang anak laki-laki dengan muka bantal sudah berdiri di depan pintu kamar tersebut.
"kakak kakakku yang ckep dan cantik, jangan ribut kek.. ganggu orang tidur aja" ujar anak laki-laki itu.
"molor mulu sih lo kerjaannya!" tegur kakak lelakinya.
Anak laki-laki itu tidak mengubris melainkan kembali masuk ke kamarnya dan langsung nyungsep (?) ke kasur lagi.
"huuu.. dasar Devaa kebo" kata gadis itu.
Gadis itu pun melangkahkan kakinya menuruni beberapa anak tangga sambil bersenandung kecil.
"ehh anak papa udah bangun" ujar sang ayah yang kebetulan lewat.
"heuu.. atuh papa.. ify kaya anak kecil aja di sapa gtu" jawab gadis tadi yang menyebutkan namanya sebagai Shelma
"iya deehh... ify yang sekarang udah kelas 1 SMA" ujar papanya mengalah sambil sedikit tertawa.
ify manyun dan meneruskan perjalanan (?) ke dapur.
"ehh ify engga siap siap ke sekolah?" tanya papanya.
"ini minggu mana ada sekolah hari minggu" jawab ify.
"ohh minggu ya.. papa kira sabtu" ujar papanya konyol.
"haaa.. papahh"
Seperti ini lah keluarga kecil di rumah ify, hanya ada ayah, kakaknya, adiknya dan Bu Mus yang sejak dulu bekerja di rumah keluarga ify sejak ify kecil. Mama ify meninggal saat melahirkan Deva.
"tumben fy engga main sama sivia?" tanya kakaknya sambil melahap nasi goreng di piringnya.
"nanti deh kayanya" jawab ify dan memasuka beberapa sendok nasi goreng ke mulutnya.
"udah fy, iel.. makan-makan jangan banyak bicara kalau lagi makan"tegur papanya.
"sorry pap"kakak ify yang di panggil iel meminta maaf.
mereka pun kembali sarapan dengan tenang.
***
Ify berdiri di depan pintu rumah sahabatnya itu yang bernama sivia. Sudah hampir 10 menit ia menunggu di sana, awalnya ia hendak pulang namun ia ingat amanah yang di berikan kakanya.
@Flashback
"mau kemana fy?" tanya kak Gabriel.
"menurut kka?" tanya ify balik sambil merapikan ikat rambutnya.
"yee.. di tanya juga, balik nanya" ujar gabriel sewot.
"ke rumah neng pia" jawab ify singkat.
"ohhh...bentar-bentar kakak mau nitip sesuatu" ujara kak iel dan buru-buru pergi ke kamarnnya. Beberapa menit kemudian ia membawa sebuah kotak kecil berbungkus kertas kado.
"nihh.. tolong kasihin neng pia yaaa.. IPY" kak iel menyerahkan kotak tersebut pada ify sedangkan ify penasaran dengan isi kotak itu.
"paan nih ka?" tanya ify memutar-mutar kotak tersebut.
"oleh-oleh dari Jogja.. kamu juga dapet kan" ujar kak iel.
"oya?? yang mana ya.. ify gg ngerasa dapet oleh-oleh dari kka" ify menjawab sekenanya.
"heehh.. bocah lo lupa apa? gw udah ngasih lo sekotak gede coklat" Gabriel gemas juga pada adiknya kini.
Ify nyengir melihat kakaknya yang naik darah karena ke watadosannya (?)
@Flashback off
yaa... karena alasan itu Ify jadi tidak tega untuk pulang sedangkan tittipan kakanya belum tersampaikan.
KLEK!
akhirnya setelah lama menunggu pintu pun terbuka, tampak seorrang gadis berlesung pipi dan memiliki pipi chubby dengan gaya yang menandakan baru bangun tidur pun membukakan pintu.
"ehh ify" ujar gadis pemilik nama Sivia itu sambil nyengir kuda.
“ketawa lo.. baru bangun neng..” celetuk Ify sambil geleng-geleng heran.
“hhee... piss nek” Sivia menunjukan jari telunjuk dan tengahnya yang di bentuk huruf V
“nek nek,, lu kate gw nenek lu” jawab ify yang mulai sewot
“udah dehh neng Ipy masuk dulu nyok..” Sivia pun membuka lebih lebar pintunya untuk mempersilahkan Ify masuk.
Ify memasuki rumah Via yang tampak sepi, tidak ada suara lagi selain suaranya dan Via.
“sepi vi” ujar Ify sambil melihat sivia.
“embeerr... pada gg ada.. bibi kalau engga salah ke pasar, mama sama papa lagi nengokin nenek yang sakit dari semalem” sivia menjelaskan.
Ify hanya mengangguk sambil melihat lihat seisi ruangan tersebut.
“ke kamar yuk.. sekalian aku mau mandi”ujar Sivia marik lengan ify untuk mngikutinya.
Sesampainya di kamar Via buru-buru mengambil handuk dan pakaian ganti sedangkan ify di suguhi dengan berbagai novel, karena Via tau Ify sangat suka membaca novel dan juga sedikit cemilan.
Sambil menunggu Ify melihat ke balkon kamar Via dari sana terlihat jelas jalan komplek di depan rumah Via.Tiba-tiba Ify tertarik dengan apa yang ia lihat, yaitu seorang cowok hitam manis dan cukup keren sedang mengendarai sepedanya.
“hemm.. cakep” gumam ify dan matanya tidak beralih dari orang tersebut sampai ia hilang di persimpangan jalan.
“siapa yang cakep fy?” tanya Sivia yang muncul dari balik pintu kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“menurut lo?” Ify kembali mengulang hal yang ia lakukan pada kakaknya.
“yee.. di tanya balik nanya.. lagian kalau gw tau engga bakal dah gw nanya” kata Via
“mirip kakak iel jawabannya” sindir Ify.
“aahh.. apaan sih Fy” Via kemudian duduk di kasurnya dan melihat kotak yang ify bawa, Sivia mengangkat kotak tersebut sambil meliht ke arah Ify seolah bertanya ‘paan nih?’
“dari kak iel, oleh-oleh dari Jogja engga tau deh apaan”jawab Ify.
***
“Cakkaaaa!!!” Ify teriak dengan gemas karena cakka, temannya sejak kecil mengganggu ify yang sedang asik becerita pada Sivia.
“neng ipy jangan marah-marah ntar catiknya ilang lho” goda Cakka dengan tampang watados bahwa ialah yang telah membuat ify marah-marah.
Ify menggembungkan kedua pipinya sambil menyun menandakan bahwa ia benar-benar kesal.
Sedangkan Sivia masih sibuk dalam fkirannya sendiri sambil menatap sebuah jepit bunga sakura yang cukup lucu menurut penulis (?)
Ya.. itu adalah pemberian dari seorang Gabriel stevent.
“cieee.. di liatin mulu tu jepit, pakek deh biar gg ilang” goda Ify sukses membuat Sivia salting.
“paan sih ify” ujar Sivia malu-malu.
“eh Fy... nanti malem jalan-jalan yuk” ajak cakka pada Ify. Ify agak curiga dengan tawaran seorang Cakka Nuraga, orang yang biasanya hoby ngajak ribut tiba-tiba berbaik hati mengajaknya jalan-jalan.
“eheemm.. udah deh py.. terima aja ajakan si cicak itu” goda sivia balas dendam.
Namun ify tetap cuek. “oke deh.. tapi gw masih curiga jangan-jangan lo mau ngapa-ngapain gw lagi” ujar Ify sambil melirik cakka dengan sudut matanya.
“curigaan bget lo Fy” ujar cakka.
“habisnya biasanya seorang cakka engga pernah lepas dari kajailan dan kereseannya”jawab Ify yang memang selalu mendapat berbagai macam keisengan cakka.
“habisnya lo juga rese kan fy” kata cakka tidak mau kalah.
“engga!” ify mengelak
“iya!”
“engga!”
“iya! Iya! Iya!”
“engga! Engga! Engga!”
“iya aja lah”
“gak”
“ngaku deh pendek” ujar cakka yang memang lebih tinggi dari ify.
“isshh!! Paan sih reseee”
“pendeekk”
“reseee”
“huuu...ipong ompong”
“cicak!”
Mereka berdua pun tak henti-hentinya menyebutkan nama-nama yang aneh untuk saling memebalas.
Sivia sampai geleng-geleng melihat tingkah mereka berdua.
***
Malam pun tiba, walau siang harinya ify sempat bertengkar dulu dengan cakka namun ia tetap menepati janjinya. Dengan dandanan ify yang simple dengan mengenakan model baju seperti dress namun lebih pendek dan celana jeans yang di padukan dengan warna baju ify, gadis itu nampak cukup cantik
Tepat pukul 19.00 cakka datang untuk menjemput ify, mereka pun pergi dengan motor milik cakka ke sebuah cafe kecil di tengah kota.
“wihh.. lagi kesambet paan cak, pake traktir segala”ujar Ify.
“engga boleh ya sekali-kali baik sama nona Alyssa?”tanya nya.
“aneh aja” jawab ify singkat.
Mereka pun selama beberapa menit hanya diam, dan suara alunan-alunan lagu saja yang terdengar. Sampai akhirnya caka angkat bicara (?)
“emm.. fy..” gumam cakka pelan namun terdengar bagi ify.
“hmm” jwab ify.
“gw mau jujur sebenernya...” cakka tiba-tiba menghentikan kata-kataya dan berhasill membuat ify penasaran.
“apaan??” tanya ify penasaran.
“gw.. emm.. gw suka, sayang, cinta sama lo fy” lanjut cakka dan kali ini cakka berhasil lagi, berhasil membuat gadis di hadapannya salting dan bingung. Bingung harus menjawab apa, karena selama ini ia hanya menganggap cakka sahabatnya.
“hah?” hanya itu yang dapat keluar dari mulut ify.
“kenapa hah..gw serius juga”cibir cakka.
“cak..lo bener-bener kesambet ya? apa sakit?” kini ify meletakan tangannya di dahi cakka.
“dih alyssa saufika Umari, Cakka kawekas Nuraga itu engga sakit. Cakka ngomong yang sejujurnya. Jadi nona Alyssa mau engga jadi pacarnya Cakka??” tanya cakka yang semakn jelas tujuannya yaitu nembak Ify.
Ify kelaabakan karena bingung harus menjawab apa pada sahabatnya ini.
“sebelumnya ify minta maaf.. kayanya ify engga bisa jadi pacar cakka. Kita kan udah temenan dari dulu, ify sayang
sama cakka tapi sebagai sahabat ify..” jawab Ify dan setelah berkata seperti itu ify langsung menahan nafas takut-takut cakka memberikan respon yang tidak di inginkan.
Terlihat ada ekspressi kecewa di wajah cakka. Bagi ify, cakka memang seorang lelaki yang tampan dan ia pun berasal dari keluarga yang cukup kaya. Namun perasaan memang kadang tidak dapat memandang siapa pun orang tersebut. Dan selama ini ify menganggap cakka sebagai sahabatnya walau mereka sering ribut berdua.
“ohh.. yaudah deh gpp kok Fy.. hhe” cakka mengeluarkan senyumannya mungkin dengan sedikit terpaksa.
***
Keesokan paginya...
@sekolah
“yang terakhir sampe kelas dia yang harus traktir” seru seorang cewek tomboy dan mulai berlari, namun temannya yang di kuncir satu itu tidak mau kalah ia pun segera menyusul si cewek tomboy.
Saat sedang fokus berlari dan hampir menyusul si cewek tomboy, si cewek berkuncir satu itu pun tiba-tiba berteriak.
“Awaaaasss!!!!”
BRUK!!
Dan tabrakan pun tidak dapat di hindarkan.
“Horeee!!! Aku menang! Fy traktir ya!” seru si cewek tomboy dari depan kelasnya ynag tidak terlalu jauh dari tempat cewek berkuncir satu itu *panjang amat –“* yang di panggil Ify.
Seseorang yang di tabrak Ify lebih dulu berdiri dan mengulurkan tangannya.
“sorry..” kata seseorang yang di tabrak ify tadi.
“sorry sorry! Baju gw kotorkan.. sakit lagi” jawab Ify sewot. Namun sejenak memperhatikan sosok yang ada di hadapannya. ‘kayanya pernah liat ni anak, tapi dimana’ batin ify
“gw kan udah minta maaf.. lagian salah lo ini area sekolah bukan tempat maraton!” ujar orang yang di tabrak ify lalu pergi dari tempat itu meninggalkan ify yang cengo karena ucapan orang tersebut.
“Fy.. kamu engga papa?” tanya cewek tomboy itu menghampiri ify.
“au ah bete!” jawab ify ketus dan meninggalkan cewek tomboy itu.
Di kelas, ify memasang wajah kekesalan (?) sehingga membuat Sivia yang kebetulan satu bangku dengannya penuh tanda tanya.
“Agni..” panggil Sivia dengan suara pelan pada cewek tomboy yang duduk di tepat di belakang bangkunya dan Ify.
“hmm” jawab Agni tanpa menoleh pada Sivia.
“napa tu anak?” tanya Via, yang di maksud via tentulah Ify.
“biasa.. berantem dulu ma orang” jawab Agni masih tanpa menoleh pada Sivia.
“sama?? Cakka??” tanya Sivia lagi..
Agni menggelengkan kepalanya.
"terus?" tanya Sivia lagi.
"engga tau juga sih.. gw engga liat hhe.." jawab Agni polos.
"ngemeng dari tadi!!" ujar Sivia sewot.
Agni cengar cengir... melihat Sivia seperti itu.
***
Saat jam istirahat terpaksalah Ify harus mentraktir temannya ini yang bernama Agni.
Dan Agni sangat memanfaatkan saat seperti ini dengan makan sepuasnya, ia memesan 1 porsi mie ayam, Bakso, dan minumannya lemon tea. Ify kembali di buat cengo.
“cungkring tapi makannya banyak” cibir Ify melihat Agni mekan dengan lahap.
Sivia tertawa mendengar kata-kata Ify.
“eh.. Fy.. aku denger ya dari anak-anak yang sekelas sama Cakka katanya dia nembak kamu. Beneran Fy?” tanya Sivia mencari kebenaran dari berita yang simpang siur tak jelas (?)
“iya..” jawab ify singkat.
Agni yang sedang asik makan menghentikan aktifitas makannya dan ikut mendengarkan.
“terus..?” tanya Sivia.
“engga ada terusannya” jawab ify.
“yeee.. di terima engga??” tanya Sivia lagi.
“menurut Via?” hal yang biasa Ify lakukan terulang kembali, (ditanya balik nanya)
“kebiasaan!” celetuk Via dengan nada kesal.
“engga neng Pia...” jawab Ify kemudian.
“lho kenapa?” agni kini mulai angkat bicara (?)
“au ah.. berasa di kantor polisi, di introgasi gini”ujar ify kemudian dan pergi meninggalkan teman-temannya.
“yaahh.. ngambek.. Agni sih” kata Sivia menyalahkan agni.
“kok nyalahin??” Agni dengan tampang watados.
***
Sivia menyusul ify terlebih dahulu dan menginggalkan Agni di kantin,
"ehh Fy.. jangan ngambek dong" kata Sivia menyamakn langkahnya dengan Ify.
"kagak yey" jawab Ify. Lalu berhenti secara tiba-tiba. Sambil melihat ke lapangan Basket.
"liatin apa lo Fy?" tanya Sivia.
"itu tuh.. yang tadi nabrak gw, nyolot lagi!"kata Ify sambil menunjuk-nunjuk orang yang berkulit hitam manis yang sedang bermain di tangah lapang, padahal yang nabrak kan Ify tapi tetep aja engga mau ngaku ckckck -.-a
"yang mana?" tanya Sivia melihat seseorang yang di tunjuk Ify namun ia masih bingung.
"itu tuhh... yang kepinggir lapang" jawab Ify dan masih memperhatikan orang itu.
"yang iitu???!" tanya Sivia lagi meyakinkan dirinya.
"iyaa!" jawab Ify namun tidak lepas dari orang itu.
"lo engga tau ya dia siapa?"tanya sivia.
"tau..."jawab Ify.
"siapa?"
"Orang Rese!!"
sivia geleng-geleng, dugaannya benar, Ify memang orang yang paling serba tidak tau tentang apa-apa di sekolahnya. Karena yang ia fokuskan tiap hari hanya Pelajaran saja.
"lo tuh bener-bener..kuper atau apa sih" ujar Sivia.
"emg gw salah? dia tuh emang orang rese" jawab Ify.
"Itu tuh yaaaa.. KETOS sekolah kita dudul" kata Sivia membuat Ify cengo.
"Ke..keetooss??" Ify tidak percaya bahwa orang yang ia sebal adalah seorang ketos.
"bukannya ketos kita itu Alvin yang chinese itu ya?" tanya Ify.
"itu waketos, Ketos nya ya itu..Mario, emang sih dia jarang nongol. Dan jarang banget tampil di muka umum" Sivia menjelaskan.
ify ngangguk-ngangguk mendegar cerita Sivia namun ia masih belum percaya seutuhnya.
***
Gabriel yang baru keluar dari kelasnya langsung di sambut oleh beberapa gadis genit. Gabriiel merasa sangat risih.
"ieelll..boleh pulang bareng engga??" tanya salah satu dari gadis itu
"so..sorry gw engga bisa"jwab iel langsung ngacir ke arah parkiran.
Rio dan alvin yang kebetulan lewat heran melihat Gabriel berlari dengan wajah pucat.
"napa tu anak?" tanya Rio.
alvin mengankat bahu menandakan ia tidak tau. Dan saat Rio melihat ke arah kelasnya ia pun langsung berbalik badan, dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke kelas lalu berlari sekencang-kencangnya. Alvin malah heran dengan sikap Rio sampai akhirnya...
"Ada Alviin....!! Kyaaaa!! Alviiinnnnn!!!!" teriak beberapa gadis yang ngaku sebagai Fans berat Alvin.
"AAAAA!!! Riooooo tungguuiiinnn guueeee!!!" teriak Alvin langsung lari menyusul Rio.
Rio dan Alvin memang orang yang paling di kagumi dan banyak yang menyukainya termasuk para gadis tentunya.
selain memiliki tampang yang lumayan mereka pun memiliki prestasi yang luar biasa dalam bidang akademik maupun non akademik. seperti Alvin sangat pandai dalam bidang musik, dan ia sangat sering mengikuti berbagai perlombaan dalam bidang tersebut.
Dan Rio selain menjabat sebagai ketos, ia pun pandai dalam bidang olahraga, basket, sepak bola dll.
Dan bagi para gadis-gadis di sekolah itu mereka berdua termasuk dalam kategori perfect. Walau pada dasarnya mereka pun sering melakukan hal yang sangat tidak terduga, seperti bertingkah yang memalukan dll.
"gw rasa ini sekolah paling gila" gumam Rio setelah merasa cukup aman.
"gw setuju yo.. sarap ni sekolah, punya murid kaya mereka"kata Alvin sambil menyeka keringatnya.
***
"hallo kka..dimana lo? gw udah nunggu sampe bulukan lo engga nongol-nongol"
"......"
"yaudah cepetan!"
Ify menutup teleponnya. Dan kembali menunggu di dekat gerbang.
Tidak lama kemudian seorang cowo dengan motor berwarna merah miliknya menghampiri ify.
"cepetan naik" ujar cowok itu sambil memberikan helm pada ify.
"lama lo.." kata Ify.
"sorry" jawab cowok itu yang tidak lain dan tidak bukan (?) adalah kakak ify, Gabriel atau biasa di sebut Iel.
20 menit kemudian Ify sampai di rumahnya. Dan langsung di sambut oleh Deva, yang sedang menyiapkan makan siang.
"hallo kakak kakakku" kata Deva yang masih mengenakan seragam SMPnya.
"tumben banget lo!" kata Iel.
"wuuhh.. baunya enak.. lo yang buat Dep?" tanya Ify saat melihat makan siang yang adiknya siapkan.
"yoi ka.. di bantuin sama Bu Mus tentunya" jawab Deva semangat.
"acik acik acik!!"ify langsung duduk di kursi meja makan tersebut dan saat hendak mengambil piring Iel menahan tangannya.
"ganti baju dulu sono baru makan" kata Iel.
Ify manyun. Namun menuruti perintah Iel dan ia pun segera pergi ke kamarnya.
"lo juga Dev, sana ganti baju"kata Iel kini pada adiknya yang paling kecil.
"lo juga deh kaa.." jawab Deva menarik baju Gabriel sambil berjalan ke atas ke kamar mereka berdua.
***
Cakka diam di depan kamarnya, sambil menatap langit yang tertutup oleh awan mendung.
"gw engga boleh nyerah! gw pasti bisa dapetin hatinya Ify" gumam Cakka.
______
Seorang laki-laki dengan gaya style harajukunya memasuki gerbang sebuah sekolah. Sambil melihat ke sekelilingnya, dan semua mata kini mengarah padanya. Namun dengan Pede ia tidak mempedulikannya. Ia pun berjalan ke sebuah ruangan.
"permisi pak.."kata laki-laki tersebut.
"ehh..mari masuk.." jawab seorang bapak-bapak yang sedang duduk di kursinya sambil membuka sebuah map dan berisi berkas-berkas.
"selamat pagi pak" sapa laki-laki tersebut dan duduk di depannya.
"pagi.. nama kamu Cakka Kawekas Nuraga?"tanya bapak itu yang ternyata adalah kepala sekolah.
"iya pak..."jawab orang yang ternyata bernama Cakka itu.
"baiklah..bapak ucapkan selamat datang di sekolah baru kamu ini, semoga kamu betah ya di sini. Dan kamu duduk di kelas XI Ipa satu" ujar bapak itu.
"iya pak makasih.. saya permisi dulu" kata cakka mengakhiri dan permisi untuk keluar.
***
"Nama lo Cakka kan?" tanya salah seorang murid yang sekelas dengannya.
"yoi.. nama lo siapa?" tanya Cakka.
"gw Alvin" jawab Alvin mengulurkan tangannya. Cakka membalas uluran tangan Alvin.
"Viiinn.. gw keruang OSIS dulu ya.. elo jangan lupa nanti pulang sekolah ada rapat jangan sampe lo engga dateng" seru Rio sambil keluar kelas.
"emangnya gw pernah engga dateng rapat ya? perasaan si Rio yang suka engga dateng" kata Alvin pada Gabriel.
"jiah paling mau kabur lagi tu anak, makanya nyuruh lo dateng" kata Gabriel.
"ehh..cak ngomong-ngomong napa lo pindah ke sini?"tanya Gabriel menyelidiki,
"hhe.. gw mau berguru ma lo iel"jawab Cakka.
"alaaah berguru apaan? paling juga mau deketin adek gw lo" celetuk Gabriel namun tepat sasaran.
Cakka tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dia hanya bisa menjawab dengan sebuah senyuman .
Alvin heran saat melihat ke pintu kelas, banyak murid mengintip ke kelasnya, begitu pula dengan Gabriel dan Cakka yang memang hanya tinggal mereka berdua yang ada di kelas tersebut.
"ada paan sih ini?" tanya Cakka.
Gabriel dan Alvin saling menatap.
Lalu gadis-gadis genit itu memasuki kelas mereka. Intinya mereka datang untuk berkenalan dan Cakka menyambutnya dengan senyuman ramah. Otomatis gadis-gadis itu kesenangan.
"baru kali ini deh ada yang mau ngladenin tu cewek-cewek gila"kata Alvin kagum.
"yoi bro" jawaab Gabriel.
Dan semakin hari sejak kedatangan Cakka di sekolah ini, ia sangat cepatt mendapatkan teman-teman barunya karena Cakka adalah orang ramah dan lebih tepatnya hobi tebar pesona. Dan fansnya pun bertambah.
"yo..karir kita terancam" kata Alvin lebay pada suatu hari.
"ga ngurus dah gw.. malah hidup gw bakal tenang tanpa cewek-cewek gila itu"kata Rio.
"hebat juga ya si Cakka" kata Gaabriel memuji.
@kantin
Rio, Alvin, Iel dan Cakka yang pergi ke kantin bersama membuat semua orang memperhatikan mereka.Dan berbagai sapaan mereka dapatkan.
"paan sih berisik amat"kata Agni yang sedang asik makan.
"tuh liat.. four prince sekolah kita ke kantin" kata Sivia menunjuk mereka berempat.
"berasa lagi nonton BBF gw.. hha" kata seseorang yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan sudah duduk di samping Agni.
"ehh elo shil, gw kira siapa"Agni yang agak kaget pun langsung merespon (?)
Shilla tersenyum.
"ada kakak gw tuh.. lo omongin" kata Ify yang dari tadi diam.
Sivia, Shilla dan Agni langsung nyengir sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.
"ehh.. perhatiin deh mereka apa sih spesialnya mereka" kata sivia yang diikuti anggukan setuju dari ify Agni dan Shilla.
"mungkin karena selain murid beprestasi, mereka juga punya muka yang lumayan." kata Shilla yang mulai berargumen.
"bisa jadi mereka pake pelet"kata Agni dengan semangat namun ngaco -.-a
"kakak gw engga pakek begituan" protes Ify membela Gabriel.
"atauu.. karena mereka itu tajir?" kini Ify yang berargumen.
Mereka berempat terus mengatakan pendapat-pendapat mereka tentang keempat cowok itu dan pandangannya tidak beralih dari mereka.
Rio langsung menyadari bahwa ada yang memperhatikannya sejak tadi.
"kalian ngerasa engga sih di perhatiin ma tu anak kelas satu" kata Rio menunjuk meja Ify dkk.
"temen-temennya adek lo tuh, iel" kata alvin menyadari ada Ify di sana.
"wahh.. ify ngliatiin gw pasti" kata Cakka dengan pedenya.
"huuu..Ngarep lo!" toyor iel
"yee elahh.. gw emang cakep iel, engga usah pakek noyor segala kalau lo sirik"kata Cakka masih dengan tampang so imut.
Iel hanya mencibir dan mengikuti gaya dan ucapan cakka tadi.
***
"ifyyy......" seru Cakka melambaikan tangan pada Ify. Ify yang melihatnya hanya menelan ludah karena banyak yang kini melihatnya dengan tatapan ingin membunuh.
Cakka pun menghampiri Ify tanpa sadar bahwa penggemarnya sudah ingin menelan ify.
"Pendek, pulang bareng yuk" kata Cakka.
"rese lo cicak!"kata Ify menjitak kepala Cakka.
"malah di jitak -.- gw kurang baik apa sama lo Fy"kata cakka dengan muka melas.
"engga mempan akting lo"ujar Ify.
"ayolah ify yang baik hati tidak sombong rajin menabung cantik... tapi kadang galak ding" kata cakka merayu.
"ngomong ma tangan!"kata ify sambil menunjukan tangnnya tepat di muka Cakka. Lalu pergi dari hadapan Cakka.
Sivia langsung menyusul Ify saat melihatnya berjalan ke gerbang sekolah.
Cakka pun akhirnya memuttuskan kembali ke kelasnya setelah membeli sebotol air mineral, namun....
BRUK!!
Kertas-Kertas berserakah di tanah di tambah tumpahnya air yang Cakka pegang dari tadi tepat di atas kertas-kertas tersebut dan membuatnya basah.
"Arrrgghh!!" orang yang membawa tumpukan kertas-kertas itu geram sendiri. Lalu membereskannya segera.
"ehh.. sorry gw engga sengaja" kata Cakka meminta maaf.
"ihhh!! gara-gara lo gw harus bikin laporannya lagi kan! mana gw udah susah payah begadang buat ini!"ujar orang itu namun masih fokus membereskannya.
"gw bener-bener deh minta maaf.."kata Cakka menyesal.
"terserah lo deh"jawab orang itu.
Setelah selesai membereskannya ia segera pergi.
Namun Cakka masih sedikit khawatir.
@Ruang OSIS
Rio sangat sibuk kali ini, begitu pula dengan Alvin dan Gabriel, karena sebentar lagi sekolah mereka akan mengadakan pensi.Setelah pembentukan panitia, mereka pun mulai bekerja sama. menyiapkan segala hal.
"Huaahh....rencana gw PDKT sama Via ketunda lagi kan"ujar Gabriel sambil tidur-tiduran di kursi.
"Bodo amat dah yel.." kata ALvin
Alvin melihat Shilla yang sedang santai-santai lalu ia pun menyuruhnya membelikan sebotol ai mineral.
"tolong ya Shill,," kata Alvin
"hmm" hanya itu yang keluar dari mulut Shilla.
beberapa menit kemudian ia kembali dengan 2 botol air mineral. Dan memberikannya pada Alvin dan juga Iel walau Iel tidak memintanya membelikan air.
"wah.. shill baik banget lo. thanks ya" ujar Gabriel. Dan segera meminummnya sampai habis.
"kalian haus atau apa doyan sih" ujar Shilla.
"yaaa.. haus lah" jawab Alvin.
"ehh.. Rio kemana?" tanya Gabriel setelah sadar Rio tidak ada.
"Pulang"jawab Shilla yang sempat melihat Rio pergi.
"hah?? kok engga pamit tu anak"ujar alvin
Shilla mengangkat kedua bahunya, lalu pergi.
***
Terpaksa hari ini Ify harus pulang sediri setelah menolak ajakan Cakka dan setelah kakaknya yang sedang sibuk di sekolah, tanpa sengaja ia bertemu dengan Rio.
Rio berhenti tepat di depan Ify yang sedang menunggu bus di halte dekat sekolahnya.
"lo adiknya Iel kan?" tanya rio sambil membuka helmnya.
"iya" jawab Ify singkat.
"ikut gw yuk" kata Rio.
"kemana?" tanya Ify
"ke rumah gw" jwab Rio. Ify agak bingung tentang maksud dari orang ini.
"ada yang mau ketemu sama lo"kata rio lagi.
Ify bingung mau menjawab apa, sampai akhirnya Rio menyerahkan helm padanya lalu menarik tangan Ify untuk duduk di motornya.
Dan mereka pun segera menuju Rumah Rio tanpa bicara sedikit pun.
"saampaiii.. ayok turun"kata Rio menyadarkan Ify yang tengah melamun.
Ify di bawa masuk Rio ke rumahnya dan ternyata ada mama Rio yang sedang duduk santai di depan TV.
Ify mengekor di belakang Rio.
"mah rio pulang" ujar Rio.
mama rio pengalihkan perhatiannya pada Rio yang baru saja datang, dan kali ini dengan seorang gadis di belakangnya.
"eh yo.. itu siapa? pacar kamu?" tanya mama Rio.
"bukan.. ini Ify, adiknya Gabriel mah" jawab Rio.
"ohh.. ya ampun Ify, tante pangling.. udah lama banget engga ketemmu tambah cantik kamu"kata mamanya seraya mendekati Ify.
Ify hanya meresponnya dengan seulas senyum.
"kayanya kamu udah lupa juga sama tante"kata mama Rio dengan nada kecewa.
setelah di persilahkan duduk mama Rio menceritakan semua tentang hubungannya dan mama Ify, maka dari itu sejak lama mama Rio ingin sekali bertemu dengan Ify. Hanya untuk sekedar bercerita pada Ify, dan mama Rio ingin sekali bisa banyak membantu bagi keluarga Ify, karena dulu keluarga Ify pun telah banyak membantu keluarganya.
"Rio... ganti baju kamu dulu sana nanti kita makan siang"kata mama Rio, dan Rio pun segera menuju kamarnya.
"Ify kamu juga makan siang di sini aja ya.." kata mama Rio lagi lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.
"tante.. ify bantu yaahh"kata Ify lalu berlari mengikuti mama Rio.
"Asalamu'alaikum"kata seorang anak laki-laki berseragam SMP memasuki rumah Rio.
"wa'alaikum salam" jawab mama rio. Anak itu pun masuk lalu duduk di kursi di ruang keluarga sambil mengipas-ngipasi dirinya yang sepertinya kepanasan.
"ganti baju dulu kamu Zy, terus langsung turun ya, kita makan siang.. Panggil juga kakak kamu" perintah mama Rio pada anak itu yang ternyata adalah adik Rio.
Beberapa menit kemudian Ozy dan Rio keluar dari kamar masing-masing dan berkumpul di meja makan.
"ssstt..ka itu siapa?"tanya Ozy pada Rio yang duduk di sampingnya sambil berbisik.
"itu Ify..kakaknya Deva"jawab Rio singkat.
SKIP
SKIP
"thanks ya Yo..udah nganter hhe"kata Ify saat sampai di depan rumahnya.
"ya..."jawab Rio.
"mau masuk dulu Yo?" kata Ify sambil membuka pagar
"engga usah makasi, bilangin aja sama Iel gw minta maaf"kata Rio.
"oh yaudah" kata Ify.
Dan Rio pun menyalakan motornya (?) dan langsung pergi.
***
Ify memasuki kelasnya yang masih kosong, dialah orang pertama yang datang di kelasnya (?) *ribetamatyakbahasague
Setelah menyimpan tasnya, ia berfikir untuk menunggu teman-temannya di kelas sambil mendengarkan musik kesukaannya dan novel yang belum sempat ia selesaikan.
Kemudian ada yang ngintip (?) kekelas Ify, saat ia melihat Ify yang sendirian.
"eh ada Ify..engga takut lo sendirian di sini"kata orang itu dan membuat Ify kaget.
"ngagetin gw lo cak"kata Ify menutup novelnya.
"Fy... lo tau engga kalau kelas ini angker"ujar Cakka sambil memelankan suaranya di kata "angker"
"kata siapa?" tanya Ify yang mulai merinding.
"kakak lo"jawab Cakka.
"ah boong lo"kata Iffy tidak percaya.
"ya.. terserah lo deh.. gw ke kelas dulu ya...dadah ify" kata Cakka keluar kelas sambil melambaikan tangannya.
seketika Ify semakin merinding.
"eh iya.. ati-ati Fy" Cakka yang tadinya sudah tidak terlihat lagi batabg hidungnya tiba-tiba muncul lagi denga tampang watadosnya dan pergi. Benar-benar pergi.
Suasana pun menjadi hening...
*krik*
*krik*
*krik*
"cicaaaaaakkkkkkkk!!!! gue ikkuuuttt"teriak Ify lngsung lari sambil mengejar cakka yang sudah agak jauh.
Cakka tertawa sambil terus berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas Cakka, Ify nampak sangat lelah dan langsung duduk di sebelah Rio, karena Alvin yang seharusnya duduk di situ belum datang.
Cakka masih tertawa geli dengan tingkah Ify sedangkan Gabriel dan Rio menatap aneh.
"lo apain adek gw, Cak?"tanya Gabriel menyelidiki.
"kagakk..hhe"jawab Cakka.
"itu ka..si Cicak bilang kelas gw angker, mana gw sendirian pula"adu Ify pada sang kakak.
"jahat amat lo Cak sama anak orang"kata Rio ikut-ikutan.
"kan gw cuma bercanda"bela Cakka.
Rio mengambil sesuatu dari tasnya lalu memberikannya pada Ify.
"nih.. lap tu keringet lo"kata Rio.
"Thanks Yo.."jawab Ify sambil menerima sapu tangan dari Rio.
Cakka sedikit cemburu dengan kebaikan Rio pada Ify.
Tiba-tiba Alvin pun datang dengan muka seperti bangun tidur lalu melemparkan tasnya tanpa perhitungan (?) dan hampir mengenai Ify, namun Rio berhasil menangkapnya.
"heh kalau lempar tas liat-liat"kata Rio.
"sorry yo, sorry Fy"kata Alvin duduk di bangku entah bangku siapa sambil tangannya menompang dagunya (?)
"kenape lo?" tanya Cakka.
"abis begadang gw.. gara-gara tugas-tugas yang harusnya lo kerjain malah lo tinggal gitu aja Yo"jawab Alvin.
"ehh.. sorry Vin.. hhe.. tapi makasi ya, gw lupa.. yaudah nanti lo tidur aja, biar masalah pensi yang belom kelar gw yang urus" kata Rio sambil merasa bersalah.
“iya.. serah lo sih yo.. kalau lo bingung tanya sama Shilla aja ntar” jawab Alvin sambil menyebutkan nama Shilla, karena Shilla adalah bagian dari ke panitiaan Pensi tersebut.
Bel pun berbunyi menandakan jam pelajaran akan di mulai dan Ify segera kembali ke kelasnya setelah pamitan pada kakaknya.
***
“Ify.. mana yang lainnya?” tanya Bu Nada pada Ify.
“belum dateng kayanya Bu..atau pada pulang.. Ify engga tau deh Bu” jawab Ify yang pusing karena di perintahkan mengumpulkan anggota ekskul musik yang anggotanya pun hobi bolos.
Ekstrakulikuler musik termasuk ekskul yang banyak anggotanya namun 80% tidak serius bahkan tiap ekskul di mulai paling banyak ada 10 orang yang datang.
“maaf Bu saya telat” kata Sivia yang baru saja datang bersama beberapa anak lain.
“jadi segini aja ya... yasudah..” kata Bu Nada sedikit kecewa.
SKIP
SKIP
Alvin menghampiri Bu Nada saat ekskul hampir selesai. Alvin membawa secarik kertas pemberiahuan tentang akan di adakannya Pensi sekolah.
“saya mohon partisipasi dari ekskul musik ini Bu, untuk mengisi acara” kata Alvin pada Bu Nada.
Anak-anak yang mendengar pembicaraan Alvin sangat senang, karena mereka sangat menunggu saat-saat tersebut untuk menunjukan hasil mereka latihan dan belajar walau hanya sedikit anggota.
“Baiklah... mereka akan mengisi acara di pensi tersebut” jawab Bu Nada di ikuti teriakan “hore” dari seluruh anggota.
Alvin pun tersenyum lalu permisi untuk pamit.
“kalian sangat menuggu saat seperti ini kan? Karena ibu tau kalian memang pemusik berbakat namun tidak ada yang tau, bakat kalian” kata BU Nada.
Dan selanjutnya mereka pun membagi-bagi tugas dan berfikir lagu yang cocok nanti.
***
“heh lempar yang bener dong!” Teriak Cakka yang sedang melatih anak-anak Basket yang baru.
Setelah berlatih beberapa gerakan (?) mereka pun memulai permainan. Tim perempuan yang terdiri dari anak-anak kelas 10 harus menghadapi Cakka, Sion dan Gabriel. 3 kakak kelas yang melatih mereka untuk mengetahui sejauh mana yang bisa mereka lakukan.
Tim yang memulai duluan adalah Tim Agni.
Agni menatap Cakka dengan tatapan sinis, dan entah kenapa ia sangat tidak suka dengan Cakk sejak ia masuk ke sekolah ini dan menjadi orang yang peling sering mencari perhatian semua murid perempuan, serta sejak kejadian Cakka menabraknya dan ia harus menulis ulang seluruh laporannya.
‘napa tu anak liatin gue segitunya’ batin Cakka.
Priiitttt!! Pluit pun di bunyikan dan permainan segera di mulai.
Agni mendrible bola dengan sangat lincah (?) dan di hadang oleh Gabriel (?).
Agni dan temana-temannya sangat pandai dalam kekompakan walau permainannya tidak terlalu bagus sehingga mereka bisa menyaingi kakak kelas yang cukup hebat tersebut.
Cakka berhasil merebut bola dan mendriblenya kemudian langsung memasukannya ke dalam ring.
Dan keadaan pun menjadi ramai, karena ternyata banyak yang menyaksikan aksi tersebut (?)
“caper banget tu orang” gumam Agni sinis.
Dan selanjutnya Agni lah yang beraksi, ia berhasil memasukka bola beberapa kali walau pada akhirnya tetaplah anak kelas 10 yang kalah.
“hebat-hebat” kata Gabriel bertepuk tangan.
“tetep aja kita yang kalah ka” kata Keke kemudian.
“engga papa.. tapi permainannya cukup bagus kok kalian kompak banget” kata Cakka sambil mengacungkan dua jempolnya dan mengedipkan sebelah matanya.
“so imut” kata Agni yang jelas-jelas di tunjukan pada Cakka.
“lo kenapa sih dari tadi sinis banget sama gue” kata Cakka setelah mendengar ucapan Agni tadi dan melihat sikap Agni selama ini padanya.
“so tau!” jawab Agni sambil berlalu meninggalkan lapangan.
***
“Yo.. anak musik mau nyumbang buat isi acara” kata Alvin saat bertemu Rio.
“Bagus deh” jawab Rio.
“Terus buat susunan acaranya?” tanya Alvin.
“gue engga ngurus gituan.. tanyain gih sama Shilla.” Jawab Rio sambil menunjuk Shilla yang sedang bersama dengan teman-temannya.
Alvin memutar bola matanya lalu pergi menghampiri Shilla.
Rio berjalan entah kemana tanpa tujuan sampai ia mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi.
Saat kau berjalan di depan rumaku penuh gaya..
Tersita pandanganku hingga ku terpesona..
Siapakah dirimu hatiku ingin tau segera..
(gita gutawa_pandangan pertama)
Rio tersenyum melihat siapa yang bernyanyi. Orang itu pun akhirnya sadar bahwa sejak tadi ada yang memperhatikannya.
“Rio” kata itu yang keluar dari mulut orang tersebut melihat Rio di depan pintu kelasnya.
“hhe.. hai Fy..”kata Rio.
“dari tadi lo di situ?” tanya Ify.
“ya.. sekitar 5 menit ada lahh” jawab Rio dan tentu saja membuat Ify malu. Ify menggaruk bagian belakang kepalanya sambil mengambil penghapus papan tulis lalu menghapus sisa pelajaran tadi.
“napa lo Fy?” tanya Rio yang melihat Ify jadi aneh.
“gue malu” jawab Ify.
“hah? Kok bisa?” tanya Rio lagi.
“bisa lah.. lo dari tadi liatin gue nyanyi sambil nyapu-nyapu gaje kan?” kata Ify.
“hha... engga papa kali Fy..” ujar Rio terkekeh.
Rio duduk di salah satu bangku sambil mengobrol dengan Ify selama Ify piket. Dan sesekali mereka bercanda tawa.
“kok gue engga tau apa-apa tentang keluarga lo ya Yo?” tanya Ify setelah selesai piket dan duduk di bangku depan Rio sambil menghadap ke Rio.
“entah lah.. padahal setau gue waktu kecil gue hobi main sama Iel”jawab Rio.
“apa segitu pelupanya gue ya?” ujar Ify bertanya pada dirinya sendiri.
“ya mungkin aja.. ingatan lo ketuker sama punya manula” kata Rio.
“huh.. jahat lo” kata Ify sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Rio bangkit dari tempat duduknya dan berencana untuk pulang.
“pulang bareng yuk?” ajak Rio.
“boleh deh” jawab Ify tersenyum senang.
Rio pun mengangkat tas Ify niatnya sih untuk membawakannya.
“gile Fy berat amat tas lo.. bawa batu lo?” celetuk Rio.
“engga lah buat apa juga batu” jawab Ify.
“ya.. sapa tau buat makan siang lo” kata Rio.
“kok tau sih? Lo suka ngintipin gue ya lagi makan batu?” kata Ify ngaco.
“iya.. sedikit kok Fy” jawab Rio engga kalah gaje.
“hueee... ketauan lo.. awas bintitan” kata Ify sambil menaruh telunjuknya di depan mata Rio lalu memutar-mutarkan jarinya.
Rio menepis tangan Ify pelan lalu merangkulnya.
“udah ah.. hayu balik” kata Rio.
“huuuu..engga usah rangkul-rangkul”kata Ify sambil terus berjalan ke arah parkiran.
Sesampainya di rumah Ify, ify turun dari motor Rio sambil meminta tasnya pada Rio. Rio menyerahkan tas Ify.
“lo kutu buku ya? se tas isinya buku pelajaran sama Novel dari perpus” kata Rio yang sebelumnya sempat melihat isi tas Ify.
“biarin dari pada lo, kutuan” kata Ify membela dirinya sambil menjulurkan lidahnya.
“enak aja! Gue engga kutuan” Rio melapas helmya lalu mengibas-ngibaskan rambutnya.
“woy..woy santai Yo.. ketombe lo pada turun bumi noh (?)” kata Ify cengengesan.
“resseee lo Fy!!” seru Rio agak keras sambil mencubit hidung Ify.
“aaaa!! Rio!! Entar gue pesek kaya lo!” teriak Ify memegangi tangan Rio dan mencoba melepaskan hidungnya (?)
“gue pesek tapi ganteng, banyak yang suka” kata Rio ikut-ikut menjulurkan lidahnya seperti Ify tadi kemudian segera melajukan motornya meninggalkan Ify yang masih mengelus-elus hidungnya yang merah.
“pede banget tu orang” gumam Ify dan masuk ke dalam rumahnya.
***
Menjelang Tidur Rio terus menatap langit-langit kamarnya. ia mengingat semua kejadian bersama Ify hari ini.
Ozy mengintip dari balik pintu kamar Rio, niatnya ingin meminjam Gitar milik Rio namun ia mengurungkan Niatnya saat melihat Rio yang senyum-senyum sendiri. Ozy pun kembali menutup pintu tersebut dan berlari menuruni anak tangga.
Dilihatnya kedua orang tuanya yang sedang asik menonton televisi.
“belum tidur Zy?” kata papanya.
“belum pa.. eh, mah pah.. tadi kan Ozy mau pinjem Gitar ka Rio, pas Ozy buka pintu kamarnya.. kak Rio lagi senyum-senyum sendiri.”kata Ozy mengadukan apa yang ia lihat.
Mama dan Papa saling berpandang. “ah masa Zy?” tanya kedua orangtuanya kompak.
Ozy mengangguk pasti. Karena penasaran Mama dan Papanya menghampiri Rio di kamarnya. Dan saat di intip ternyata benar kata Ozy.
“Yo! Ngapain kamu senyam-senyum sendiri” kata Papanya tiba-tiba dan mengagetkan Rio.
“eh papa ada mama juga.. hhe”jawab Rio sambil nyengir.
“malah cengar-cengir.. udah malem Yo.. malam jumat kliwon lagi..kamu malah senyam-senyum sendiri, engga ke sambet kan?” ujar Mamanya khawatir.
“engga lah mah..” jawab Rio.
“terus ngapain senyam-senyum”tanya papanya.
“biasa lah pah.. hhe..”jawab Rio.
“halah dasar kamu, Rio” kata Papanya yang mengerti maksud Rio.
“siapa yang bisa bikin kamu kaya gini Yo?” tanya Mamanya.
Tiba-tiba handphone Rio berdering menandakan ada telepon.
“Ka Ify pastinya lah Mah” kata Ozy tiba-tiba yang sudah memegang Handphone kakanya itu sambil melihat nama yang tertera di layar handphone Rio.
Rio langsung merebutnya dan mengangkat telepon tersebut.
“hallo Fy?”
“............”
“oh.. elo iel..ada apa?”
“............”
“iya iya.. oke deh..”
“..........”
“hmmm...”
“..........”
“bye”
“jiahh,, udah semangat ngangkat ternyata iel” Papanya terkekeh.
“hahaha..” Ozy ngakak puas.
“puas lo Zy!”kata Rio ngambek.
***
Ify menuruni beberapa anak tangga menuju meja makan. Yang sudah ada Gabriel dan Ayahnya yang sedang sarapan.
“pagi pah.. ka iel..” sapa Ify lalu duduk di sebelah Iel.
“pagi Fy” jawab papanya.
Terdengar suara langkah kaki yang sedang berlari menuruni tangga. Yang ternyata adalah Deva.
“Deva kesiangan kenapa engga ada yang bangunin sih” Seru Deva kesal.
“manja lo Dep! Udah gede harus bisa bangun sendiri” kata Ify.
“udah.. sarapan dulu deh lo Dev” kata Gabriel menyarankan.
“engga ah.. udah siang, 15 menit lagi bus dateng, nanti gue telat nunggu bus lagi” ujar Deva lalu mengambil sepatunya.
“It's a shame that it had to be this way
It's not enough to say I'm sorry
It's not enough to say I'm sorry”
Tiba-tiba Handphone Ify berdering. Ify segera mengangkat teleponnya, stelah selesai berbicara dengan orang di seberang telepon Ify segera merapikan pakaiannya.
“Dep.. lo sarapan aja, berangkat bareng ka Iel, gue di jemput sama Cakka di depan” kata Ify lalu menjinjing tasnya dan segera memakai sepatunya.
“kak, sampe ketemu di sekolah ya..Dep, jangan nakal lho di sekolah.. pah Ify berangkat..” kata Ify berpamitan sambil mencium tangan papanya.
“Asalamu’alaikum” salam Ify sambil keluar dari rumah.
Cakka menunggu Ify di depan rumahnya. Sambil melihat tempat sekelilingnya. ‘lama amat si Ify’ gumam Cakka
Setelah melihat Cakka Ify tersenyum lalu bergegas menghampirinya.
“sorry lama..” kata Ify.
“engga papa kok..” jawab Cakka.
Dan mereka pun segera meluncur menuju sekolah.
@sekolah..
“makasi cicak” kata Ify tersenyum semanis mungkin untuk menutupi ejekannya.
“so imut lo Fy!” kata Cakka sambil menjitak kelapa Ify..
“eett dahh.. orang bilang makasi malah di jitak” protes Ify sambil memegangi kepalanya.
Cakka malah tertawa sambil merangkulnya dan mereka terus bercanda sampai depan kelas Ify. Dan Ify pun pamit untuk duluan memasuki kelasnya.
“tambah lengket aja lo sama Cakka” ujar Sivia sambil melirik Ify dengan jail.
“ehh... kagak.. biasa aja kali.. eh kemaren lo jadi main sama kakak gue?” jawab dan tanya Ify sambil menaruh tasnya dan duduk di sebelah Sivia.
“jadi.. kita main ke mall, tapi kakak lo jail banget” adu Sivia pada Ify.
“emang kenapa Vi?” tanya Ify penasaran.
“kemaren gue di ajak main ke Puri Misteri, dia lari gitu aja ninggalin gue.. pas gue ngejar dia, dia tiba-tiba balik arah ke gue bikin kaget.. mana gue takut lagi” cerita Sivia.
“terus-terus?” tanya Ify.
“udahnya gue di traktir makan es krim” jawab Sivia, dan Sivia terus menceritakan kejadian kemarin pada Ify. Sampai Agni tiba-tiba nyeplos di tengah cerita Sivia.
“lo suka sama Gabriel?”tanya Agni pada Sivia.
Sivia terdiam cukup lama sampai akhirnya ia hanya bisa menjawab dengan menaikan kedua bahunya. Karena entah harus menjawab apa.
***
Alvin memarkirkan motornya, dan sempat melihat Shilla yang juga baru turun dari mobilnya.
‘ternyata cantik juga’ batin Alvin yang terus memperhatikan Shilla. Shilla yang melihat Alvin yang sedang melihat ke arahnya segera menghampiri Avin.
“Vin..” panggil Shilla. Namun Alvin tidak menanggapinya dan masih dalam lamunannya.
“Alviinn...” panggil Shilla lagi dan tidak ada jawaban dari Alvin.
“Viiinn!!!” teriak Shilla yang gemas.
“eh iya cantik ada apa?” Jawab Alvin secara sepontan dan tanpa sadar.
“ihh elo ngrayu gue?” tanya Shilla.
“kagak Shill..da paan?” tanya Alvin sekali lagi.
“nanti bantuin gue nempelin pengumuman di mading ya..” ujar Shilla.
“iya.. gue duluan ke kelas ya” kata Alvin mengiyakan dan segera pergi.
Shilla pun ikut pergi menuju kelasnya. Selama menuju kelas, Shilla mendapat banyak sapaan dari murid yang di sebut sebagai laki-laki. Ya.. selain Shilla adalah gadis yang cantik sangat ia pun anak yang cukup aktif walau baru satu semester ada di sekolah tersebut.
“shillaaaaaa....” sapa Ify dan Sivia yang kebetulan lewat.
“heii..” jawab Shilla tersenyum,
“ciee.. banyak yang nyalamin noh dari kelas gue”kata Ify pada Shilla.
“halah.. mau kemana kalian?” tanya Shilla.
“ke kelas Gabriel” jawab Sivia.
“hah? Mau ngapain? Mau ngecengin Gabriel? Atau Cakka? Alvin? Apa Rio?” tanya Shilla negatif thinking (?)
“itu Via mau ngapelin kakak gue hha” jawab Ify di sertai tawa kecilnya.
“ehmm.. cie deh buat Via dapet salah satu princenya SMA kita” goda Shilla.
Sivia berusaha mengelak namun pipinya malah jadi semakin merah merona. Karena Ify dan Shilla terus-terusan menggodanya
***
Alvin berdiri tepat di belakang Rio dan Rio pun tidak menyadarinya dan saat Rio berballik Alvin menunjukan deretan giginya. Membuat Rio kaget dan hampir tersungkur menabrak meja.
“AALLLLVVIINNN!!!” teriak Rio geram.
Sedangkan si tersangkanya sendiri malah tertawa tanpa rasa berdosa sedikit pun.
Dan di sisi lain Cakka memasuki kelas dengan wajah berseri-seri. Membuat orang yang melihatnya ada yang terpesonaa, ada yang enek, ada pula yang heran.
“cakka lo sehat?” tanya alvin khawatir.
“sehat banget Vin..” jawab Cakka dengan semangat lalu ia pun menaruh tasnya.
“Cakka seneng abis berangkat bareng Ify...” kata seseorang yang baru saja datang. Dan tentu saja ia adalah Gabriel.
‘jadi cakka beneran suka ya sama Ify’ batin rio.
***
Hari ini persiapan terakhir untuk Pensi yang akan di adakan besok, tepatnya hari sabtu. Sepulang sekolah panggung untuk di tengah lapangan sudah mulai di pasang. Dan kali ini giliran, para panitia menunjukan kreatifitasnya.
“gila ruang OSIS kita berantakan” seru Rio saat memasuki ruangan.
“jangan lebay yo” ujar Alvin menepuk-nepuk pundak Rio.
“sorry ya Ka Rio, ruangannya di berantakin sama panitia-panitia pensi” kata Shilla yang tiba-tiba saja sudah ada di belakang mereka.
“engga papa kok Shill” jawab Alvin. Sedangkan Rio malah cuek. Dan akhirnya Rio da Alvin yang membereskannya dan di bantu Shilla tentunya.
“eh Shill, kalau engga bisa biar sama gue aja” ujar Alvin ketika melihat Shilla yang kesulitan untuk menaikan kardus ke atas lemari.
“engga papa.. gue bisa kok” jawab Shilla yang masih berusaha menaikan kardus itu sambil menjinjitkan kakinya.
Namun Shilla tidak bisa menjaga keseimbangannya sehingga kardus itu jatuh tapi tidak mengenai Shilla, melainkan mengenai Rio yang tepat sedang jongkok mengambil buku di bawah Shilla.
“awww!!” seru Rio saat isi kardus it semuanya tumpah mengenai Rio.
“ka Rio maaf.. gak sengaja” kata Shilla merasa bersalah. Sedangkan Alvin untuk yang kedua kalinya menertawakan Rio. Dan....
PLETAKK!!
Rio melempar sebuah buku yang tepat mengenai kepala Alvin.
“aduh..” Alvin mengaduh sambil mengelus kepalanya namun masih sambil tertawa.
Shilla masih merasa bersalah, karena raut wajah Rio mulai menandakan kebetean.
“Shilla..” panggil seseorang di depan pintu, saat di lihat ternyata adalah Ify.
Ify pun masuk tanpa permisi. Dan ia melihat Alvin yang masih mengusap kepalanya dan Rio yang kini duduk di dekat kaki Shilla.
“lho kalian pada kenapa?” tanya Ify.
“engga ada apa-apa kok Fy” jawab Alvin.
“eh iya.. ada apaan Fy nyari gue?” tanya Shilla sambil berjalan ke dekat Ify.
“gini Shill... gue di suruh Sivia kata dia, besok pagi lo di suruh ke rumahnya dulu” ujar Ify menyampaikan pesannya.
“ngapain?” tanya Shilla.
“engga tau deh.. tanya ada ma Via.. dia di ruang musik” kata Ify.
“yaudah gue samperin Via dulu..” ujar Shilla lalu pergi.
Dan kini Rio sedang merapikan meja yang ada di sebelah Ify. Ify memperhatikan Rio dari atas sampai bawah. Dan matanya berhenti tepat dekat pelipis mata Rio.
“yo.. ini lo kenapa?” kata Ify sambil menyentuh sedikit luka di pelipis mata Rio.
“aww.. engga papa kok Fy”jawab Rio sambil menyingkirkan tangan Ify.
Ify kemudian merogoh saku roknya, ia mengambil sebuah plester kemudian di tempel tepat di luka Rio.
“aduhh Fy pelan-pelan” seru Rio heboh sendiri.
“gue udah pelan, lonya ja manja.. luka dikit juga” ujar Ify.
Setelah itu Rio berdiri di depan cermin yang ada di sana sambil memegangi plester yang di tempelkan Ify.
“engga ngurangin kegantengan gue kan?”tanya Rio.
Alvin yang mendengarnya langsung memegangi sepatunya. “Yo.. sepatu gue longgar nih” ujar Alvin yang bermaksud ingin menimpuk Rio dengan sepatunya.
Ify terkekeh dengan tingkah kedua orang di hadapannya. “lo tetep cakep kok KA RIO” kata Ify sambil berlalu meninggalkan ruangan itu.
‘kak rio? Gue engga salah denger?’ batin Rio.
***
“Via.. pulang bareng yuk” ajak Gabriel yang sudah menunggunya di ambang pintu ruang musik.
Sivia membalasnya dengan seulas senyum yang menandakan ia sangat bersedia. Dan tanpa buang-buang waktu mereka pun langsung pergi meninggalkan area sekolah.
Sampai mereka pun berhhenti di sebuah area taman di komplek mereka.
“kok berhenti di sini ka?” tanya Sivia.
“ada yang mau gue kasi liat ke lo via..” jawab Gabriel.
Sampai mereka pun berjalan ke tengah taman, di sana Via menemukan susunan lilin yang membentuk hati.
“wiihh.. so sweet ka” celetuk Via kegirangan.
“lo engga nanya vi, ini buat siapa dan bikinan siapa?”tanya Iel.
“buat gue dan entah bikinan siapa yang jelas dari lo ka”jawab Sivia.
“yahh.. kok lo tau?jangan-jangan....”belum sempat iel melanjutkan kata-katanya Sivia sudah memotongnya.
“yup.. dari Ify”kata Sivia.
“engga surprise dong” kata Gabriel kecewa.
“hha.. tenang aja ka iel... surprise kok.. lebih bagus dan lebih romantis dari yang Via bayangin” kata Sivia.
Gabriel yang tadinya akan memberi kejutan malah jadi bukan kejutan lagi dan itu adalah ulah adiknya sendiri yang bawel.
Sampai akhirnya Gabriel mencoba melupakan ke kecewaannya dan memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya pada gadis yang kini ada di hadapannya.
“via..” kata Gabriel lirih.
“iya?” jawab Sivia.
“lo pasti udah tau kan tujuan gue bawa lo kesini” kata Gabriel tanpa menatap Sivia.
“emmm...”
“vi.. gue dari dulu suka sama lo, lo juga tau kan? Gue yang dari dulu selalu berusaha deketin lo, lo juga ngerasa kan?”ujar Gabriel sambil berusaha menutupi rasa gugupnya.
“iel.. lo kok gemeteran sih” tanya Sivia dengan polosnya.
‘bodohnya gue ketauan geroginya’batin iel merutuki dirinya sendiri.
Karena iel diam saja, sivia pun tersenyum, senyum yang dapat membuat iel lebih tenang dari sebelumnya.
“via..lo mau engga jadi pacar seorang Gabriel?”kata Gabriel to the point.
Via nampak berpikir sejenak lalu menjawab dengan sebuah anggukan kecil.
“serius vi?” tanya iel meyakinkan dirinya.
“dua rius” jawab Sivia.
Gabriel langsung melompat kegirangan layaknya anak kecil yang mendapat permen dari orang.
Sivia terawa melihat tingkah iel yang seperti anak kecil tersebut.
Ify dan teman-temannya tiba-tiba sudah ada di dekat mereka berdua. Rio dan Cakka yang sudah memegang gitar langsung memainkan sebuah nada.
Ify dan Shilla dengan gaya cewenya langsung bernyanyi untuk mereka.
“aku pengen bilang ku sudah tak tahan
aku pengen bilang cinta
tapi aku malu tapi aku ragu
tak bisa ungkapkan itu
apa aku bisa apa aku sanggup
tuk ungkapkan ini semua
tapi ya sudahlah ku bilang saja”
Rencana yang sebenarnya tidak di ketahui oleh Gabriel ini cukup membuatnya kaget.
“oh ternyata semua tak ku sangka
kamu miliki yang sama
kini aku cinta kamu juga cinta
ya sudah jalani saja
ada cinta yang kini ku rasa
hilangkan semua (semua) rasa sepi hatiku
ada cinta yang kini menyapa
yakinkan semua (semua) indah kisah selamanya, kamu ada”
“oh indahnya dunia saat ku tatap matamu
ooh indahnya hatiku saat kau bilang aishiteru”
“yeee!!!” teriak Ify Shilla dan Agni.
“selamat ya kakak cie cie” goda Ify sambil memeluk lengan kakaknya.
“kalian yang rencanain?” tanya Gabriel.
“bukan kita.. tapi Ify..” jawab Cakka diikuti anggukan setuju dari yang lainnya. Sedangkan Ify hanya tersenyum jail.
“besok Iel traktir kita di bazar pensiiii!!!” teriak Alvin semangat.
***
Oik dan Acha yang bertugas sebagai Mc pun memulai acara. Mereka membacakan mulai dari susunan acara.
“Oik cantik yah” ujar Cakka tanpa lepas dari pandangannya pada sosok gadis itu.
“tapii.. lo lebih cantik Fy..” goda Cakka pada Ify yang berdiri di sebelahnya.
“nggembel lo?” tanya Ify sinis.
Cakka manyun menanggapi ucapan Ify tersebut.
Sampai akhirnya tiba saatnya dari ekskul musik memberikan sebuah karyanya.
Ify dengan langkah pasti mengawali langkahnya menuju atas panggung.
Ify berdiri di depan organ *gimana sih nulis orgen -.-a bingung dah gue*. Kali ini Sivia sebagai vokal, Agni bermain gitar, cakka yang memainkan drum, dan beberapa anak lain sperti Debo, Obiet dll ada yang ikut mengisi vokal dan ada pula yang memegang gitar seperti (?) *apaan coba ini?*
Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi
Ify pun mulai mengeluarkan suaranya, bersamaan dengan Sivia..
Reff.
Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka
Tak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Akhir perjalanan ini
Semua orang yang mendengarkan langsung Tapuk tangan saat melihat penampilan mereka.
Dann Rio pun melihatnya tanpa berkedip sedikit pun. Sampai ia sadar bahwa Alvin memperhatikannya dari tadi.
“gue ke belakang dulu deh” ujar Rio meniiggalkan Alvin sambil terlihat agak salting.
Alvin mengikuti Rio.
“yo.. lo engga suka sama penampilan Ify?”tanya Alvin.
“kata siapa? Gue suka kok suaranya mencengangkan” jawab Rio..
“terus kenapa lo langsung pergi.. dan gue engga liat lo muji sama sekali” kata Alvin.
“terus? Masa gue harus kaya gini” kata Rio sambil mengambil gaya.
“ya ampuuunn suara ify bagus banget.. gue sampe kelepek-kelepek dengernya... tambah cinta deh gu.....” Rio yang sedang bergaya sok imut langsung membatu saat melihat seseorang yang sedang memperhatikannya.
Alvin yang sedang senyam-senyum memperhatikan Rio ikut terdiam. “napa yo?” tanya Alvin.
Rio langsung berdiri dengan tegak dan memasang gaya cool andalannya “eh.. hay Fy” sapa Rio salting.
“lo tadi kenapa Yo?” selidik Ify.
“engga papa kok Fy.. emm.. gue pergi dulu ya..” kata Rio bergegas pergi dan meninggalkan Alvin.
“Yoooo!!!” teriak Alvin berlari mengejarnya.
“apa gue tadi engga salah denger ya?” gumam Ify namun ia tidak terlalu mempedulikannya.
***
Agni duduk menunggu standnya, siapa tau ada yang iseng mau beli makanan-makanan di stand kelas 10.1.. sampai akhirnya memenag ada yang iseng beli.
“gue mau lemon teanya dong” ujar cowo itu sambil mengambil dompet di sakunya dan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan.
“maaf yaa ka, gue tau kok lo orang kaya.. tapi bisa engga? Engga usah pamer” ujar Agni sewot.
“siapa yang pamer.. orang engga ada lagi” ujar cow itu membela diri.
“ihh rese banget sih.. kagak ada kembalian!” kata Agni dengan ketus.
Cowo itu tersenyum melihat Agni marah. Rasanya sangat lucu bagi cowo tersebut.
“apa liat-liat?!” ujar sedikit membentak Agni.
“engga kok.. yaudah ambil aja kembaliannya” kata Cowo itu.
“engga usah deh tuan Nuraga.. gue gratisin!” kata Agni kesal sambil mengembalikan uang tersebut.
Cakka masih tersenyum lalu mengambil uangnya lagi. “makasih banyak,,kalau kamu lebih manis pasti banyak yang suka deh”
Byurr!!
Agni entah terlalu emosi atau apa, dia menyiram Cakka dengan air mineral yang tadi ia minum, dan kini baju cakka basah.
Cakka pun hanya dapat diam membatu dengan perlakuan Agni namun tidak dapat marah sama sekali.
Sedangkan di tempat lain....
“wiihh suara kamu T.O.P deh Vii” kata Gabriel mengacungkan kedua jempolnya.
“hhi.. makasi ka iel” jawab Via dengan girang.
Sedangkan Ify celingak-celinguk engga jelas.
“cari siapa fy?” tanya iel.
“oh.. engga kook” Ify pun pergi..
“aneh.. deh anak-anak..tadi Rio sama Alvin yang aneh sekarang Ify” gumam Gabriel heran.
Acha yang kini sudah berdiri di atas panggung kembali menyebutkan siapa berikutnya yang akan tampil.
“baiklah.. temen-temen semua, tadi Acha dapet confirmasi ketua OSIS kita mau nyumbang buat acara pensi ini.. mereka mau ngband lho..yuk langsung aja..Ka Rio, Ka Gabriel, Ka Alvin dan Ka Cakka” kata Acha memanggil Rio dkk.
Tentu saja hal itu membuat riuh, banyak teriakan-teriakan histeris dari para penggemar mereka *lebay*
Dan mereka pun memulai aksinya dn Cakka tetap di posisi yang sama seperti sebelumnya.
Rio yang bernyanyi.. sambil memegang sebuah gitar acoustic.
Bayangkan bila harimu penuh warna
Itulah yang saat ini ku rasakan
Dia membuat tidurku tak nyenyak
Dia membuat makanku tak nyenyak
Ku terpikat pada kehangatan
Yang selalu dia berikan
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Nikmatnya kini ku di mabuk cinta, di mabuk cinta
Bayangkan bila harimu penuh warna
Itulah yang saat ini ku rasakan
Dia membuat tidurku tak nyenyak
Dia membuat makanku tak nyenyak
Ku terpikat pada kehangatan
Yang selalu dia berikan
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Nikmatnya kini ku di mabuk cinta
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Nikmatnya kini ku di mabuk cinta
Di mabuk cinta, di mabuk cinta, dimabuk cinta
(mabuk cinta_armada)
Prok!! Prok!! Prok!!
Ify yang menontonya dari depan standnya bersama Agni,
“ka Rio tuh emang keren yah” kata Agni.
“ya gitu deh.. suka lo?” tanya Ify sinis.
“engga lah.. gue engga mau di gorok sama lo!” jawab Agni.
“maksud?” tanya Ify pura-pura tidak mengerti.
“engga usah boong.. gue tau lo deket sama Cakka tapi gue juga tau hati lo lebih nyangkut ke ssiapa” kata Agni.
“emang nyangkut ke siapa Ni?” tanya Ify lagi.
“ke Rio lah.. siapa lagi” jawab Agni sambil mengelap meja yang mulai basah oleh tetesan uap dari es.
“kalau gue sukanya sama ka Rio salah engga?” tanya Ify
“engga.. itu hak lo dan engga da yang berhak nglarang.” Kata Agni sedikit dewasa kali ini.
Ify pun terdiam entah apa yang ada di fikirannya kini.
***
@Flashback
Alvin mengejar Rio sampai akhirnya ia berhenti di bawah pohon dekat lapangan.
“gue tau satu hal dari ekspressi lo tadi yo” kata Alvin setelah Rio berhenti.
“paan?” tanya Rio.
“lo suka sama Ify” jawab Alvin.
“hemm gue emang suka.. tapi apa gue salah ya? suka sama cewe yang temen gue sendiri juga lagi mati-matian ngejar tu cwe?” tanya Rio dengan nada seperti orang yang bersalah.
“engga kok yo.. itu hak lo, engga ada yang berhak ngelarang” Jawab Alvin.
“tapi Cakka?” pikiran Rio berputar tentang cakka.
“hei.. lo engga liat, dia engga serius banget suka sama Ify” jawab Alvin sambil melihat cakka yang sedang membeli minuman.
“tau dari mana lo?” tanya Rio.
“tingkah dia sama cewe” jawab Alvin.
“tapi.....”
“udah... pokoknya kalau lo emang suka lo harus dapetin dia..gue yakin kok Ify juga suka sama lo” Alvin memberi semangat pada sahabat yang sudah ia kenal sejak kecil tersebut.
Rio tersenyum.
@Flashbackoff
***
Keesokan harinya...
Tok! Tok! Tok!
Ify berdiri di depan pintu rumah Sivia mungkin kejadian seperti sebelumnya akan kembali terulang, yaitu Sivia yang belum bangun.
Baru saja terlintas pikiran tersebut tiba-tiba pintu terbuka, nampak Sivia yang sudah cantik.
"mau kemana lo Vi? udah rapi bener" ujar Ify melihat Sivia.
"lo engga tau? gue kan mau main sama kakak lo ke rumah Oma lo Fy" jawab Sivia, memang sih sebelumnya Iel bilang minggu ini ia akan pergi ke rumah Omanya tapi Ify tidak tau bahwa Gabriel akan pergi bersama Sivia.
"oh.. yaudah deh.." kata Ify yang agak kesal juga karena akan di tinggal sahabatnya.
Ify pun pergi tanpa pamit keluar dari gerbang rumah Sivia.
Ify berjalan sendirian untuk kembali menuju rumahnya. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundaknya. Dan otomatis Ify langsug menoleh ke arah orang tersebut yang ternyata adalah Rio.
"Rio" gumam Ify.
"lo engga ada acara kan? ikut gue yuk?" ajak Rio tnpa menunggu persetujuan Ify ia langsung menarik lengan ify.
Mereka berdua pun pergi dengan mobil yang di bawa oleh Rio.
"mau kemana sih yo pagi-pagi gini?" tanya Ify.
"to your heart" *ngikutin gaya Arify* kata Rio sambil tersenyum jail.
Ify mencibir.
Tak lama kemudian mereka sampai di tempat.yang mungkin sangat jarang di temui, sebuah danau dan pepohonan hijau tumbuh di sekitar danau tersebut.
Ify berputar melihat sekelilingnya.
"bagus kan Fy..." ujar Rio yang sudah duduk di bawah pohon menghadap ke danau.
"bagus bagus bagus" jawab Ify mengikuti gaya ipin. Lalu Ify pun duduk di sebelah Rio.
"tau engga Fy... kalau gue tuh suka sama lo" kata Rio dengan santai berbeda sekali dengan Gabriel saat mengungkapkan isi hatinya pada Sivia.
Ify menggeleng.
"kalau gitu gue mau kasih tau lo.. gue suka sama lo.." kata Rio menatap Ify.
sedangkan Ify hanya tertunduk malu.
"gue tau kok elo juga suka sama gue engga usah malu-malu gitu Fy" kata Rio lagi dengan pedenya. Membuat Ify yang tadinya malu-malu jadi ingin melempar nya dengan sepatu.
"Fy!! sepatu gue longgar nih" teriak Alvin yang ternyata memperhatikan mereka berdua.
"yahhh... Vin.. lo nongol jadi engga romantis kan" kata Rio kecewa.
"emang dasarnya engga romatis lo Yo!" kata Ify sambil mendorong bahu Rio yang mengahdap ke arahnya.
"kok gitu sih Fy.. yaudah gue engga jadi nembak elo!" kata Rio sambil berkaca pinggang.
"yaahh kok gitu yo" kata Ify kecewa.
"abisnya lo engga hargai usaha gue yang udah susah-susah nyari tempat ini.. tadi tuh ya selama perjalanan gue susah payah nginget jalan biar engga nyasar tau! mana gue bawa anak orang lagi" kata Rio menceritakan semuanya yang sebenarnya ia rasakan.
Ify tertawa mendengar cerita Rio tersebut.
"Yo... jangan curhat.. katanya mau nembak" teriak Gabriel yang juga mulai keluar dari sembunyiannya.
"iya kak Rio!" seru Sivia
Dan ternyata mereka tidak kerumah Oma.
"iya iya! bawel semua lo pada!" Rio sewot sendiri.
Dengan sepenuh hati Rio tersenyum pada Ify.
"fy.. gue mau lo jadi cewe gue"kata Rio.
Pipi ify pun jadi merah merona di buatnya karena malu.
Namun tiba-tiba terlintas nama Cakka di otaknya.
Puk! seseorang menepuk pundak Ify dan itu adalah Cakka.
Ify seolah bertanya pada sahabatnya itu, dan Cakka hanya menjawab dengan seulas senyum dan anggukan kecil lalu berbisik si telinga Ify 'gue mau lo bahagia sama orang yang lo sayang' bisik Cakka.
"gue mau kok Yo" jawab Ify kemudian dan di sertai sorakan yang lainnya.
Dan Shilla serta Agni juga keluar dari sembunyiannya masing-masing.
"terus lo sama siapa Cak?" tanya Gabriel saat mereka berkumpul bersama.
"gue maunya sama lo Nii.." goda Cakka pada Agni, dan membuatnya ngeri.
"gue ogah sama lo!!!!"teriak Agni.
"ayolah Ni.. mau ya.." ujar Cakka memelas.
"gaaaakkk!!!" Agni pun lari dan menjauh dari Cakka.
_THE END_
"ihhh begoo!! bukan gitu caranya!" seorang laki-laki yang kira-kira berusia 16 tahun itu menunjuk-nunjuk layar laptop.
"ihh kakak engga usah bilang bego segala deh!" kata seorang gadis yang kira-kira berumur 15 tahun itu kesal karena di bilang bego oleh sang kakak.
"hhe.. mangap" kakaknya nyengir kuda.
"udah ah.. dari pada kena omel mulu mending bantu Bu Mus di dapur" akhirnya gadis itu pun menyerah dan pergi meninggalkan kakaknya.
"heeii.. jangan ngambek dong" pinta kakaknya itu, namun gadis itu tidak mempedulikannya.
gadis itu tiba-tiba berhentii saat melihat seorang anak laki-laki dengan muka bantal sudah berdiri di depan pintu kamar tersebut.
"kakak kakakku yang ckep dan cantik, jangan ribut kek.. ganggu orang tidur aja" ujar anak laki-laki itu.
"molor mulu sih lo kerjaannya!" tegur kakak lelakinya.
Anak laki-laki itu tidak mengubris melainkan kembali masuk ke kamarnya dan langsung nyungsep (?) ke kasur lagi.
"huuu.. dasar Devaa kebo" kata gadis itu.
Gadis itu pun melangkahkan kakinya menuruni beberapa anak tangga sambil bersenandung kecil.
"ehh anak papa udah bangun" ujar sang ayah yang kebetulan lewat.
"heuu.. atuh papa.. ify kaya anak kecil aja di sapa gtu" jawab gadis tadi yang menyebutkan namanya sebagai Shelma
"iya deehh... ify yang sekarang udah kelas 1 SMA" ujar papanya mengalah sambil sedikit tertawa.
ify manyun dan meneruskan perjalanan (?) ke dapur.
"ehh ify engga siap siap ke sekolah?" tanya papanya.
"ini minggu mana ada sekolah hari minggu" jawab ify.
"ohh minggu ya.. papa kira sabtu" ujar papanya konyol.
"haaa.. papahh"
Seperti ini lah keluarga kecil di rumah ify, hanya ada ayah, kakaknya, adiknya dan Bu Mus yang sejak dulu bekerja di rumah keluarga ify sejak ify kecil. Mama ify meninggal saat melahirkan Deva.
"tumben fy engga main sama sivia?" tanya kakaknya sambil melahap nasi goreng di piringnya.
"nanti deh kayanya" jawab ify dan memasuka beberapa sendok nasi goreng ke mulutnya.
"udah fy, iel.. makan-makan jangan banyak bicara kalau lagi makan"tegur papanya.
"sorry pap"kakak ify yang di panggil iel meminta maaf.
mereka pun kembali sarapan dengan tenang.
***
Ify berdiri di depan pintu rumah sahabatnya itu yang bernama sivia. Sudah hampir 10 menit ia menunggu di sana, awalnya ia hendak pulang namun ia ingat amanah yang di berikan kakanya.
@Flashback
"mau kemana fy?" tanya kak Gabriel.
"menurut kka?" tanya ify balik sambil merapikan ikat rambutnya.
"yee.. di tanya juga, balik nanya" ujar gabriel sewot.
"ke rumah neng pia" jawab ify singkat.
"ohhh...bentar-bentar kakak mau nitip sesuatu" ujara kak iel dan buru-buru pergi ke kamarnnya. Beberapa menit kemudian ia membawa sebuah kotak kecil berbungkus kertas kado.
"nihh.. tolong kasihin neng pia yaaa.. IPY" kak iel menyerahkan kotak tersebut pada ify sedangkan ify penasaran dengan isi kotak itu.
"paan nih ka?" tanya ify memutar-mutar kotak tersebut.
"oleh-oleh dari Jogja.. kamu juga dapet kan" ujar kak iel.
"oya?? yang mana ya.. ify gg ngerasa dapet oleh-oleh dari kka" ify menjawab sekenanya.
"heehh.. bocah lo lupa apa? gw udah ngasih lo sekotak gede coklat" Gabriel gemas juga pada adiknya kini.
Ify nyengir melihat kakaknya yang naik darah karena ke watadosannya (?)
@Flashback off
yaa... karena alasan itu Ify jadi tidak tega untuk pulang sedangkan tittipan kakanya belum tersampaikan.
KLEK!
akhirnya setelah lama menunggu pintu pun terbuka, tampak seorrang gadis berlesung pipi dan memiliki pipi chubby dengan gaya yang menandakan baru bangun tidur pun membukakan pintu.
"ehh ify" ujar gadis pemilik nama Sivia itu sambil nyengir kuda.
“ketawa lo.. baru bangun neng..” celetuk Ify sambil geleng-geleng heran.
“hhee... piss nek” Sivia menunjukan jari telunjuk dan tengahnya yang di bentuk huruf V
“nek nek,, lu kate gw nenek lu” jawab ify yang mulai sewot
“udah dehh neng Ipy masuk dulu nyok..” Sivia pun membuka lebih lebar pintunya untuk mempersilahkan Ify masuk.
Ify memasuki rumah Via yang tampak sepi, tidak ada suara lagi selain suaranya dan Via.
“sepi vi” ujar Ify sambil melihat sivia.
“embeerr... pada gg ada.. bibi kalau engga salah ke pasar, mama sama papa lagi nengokin nenek yang sakit dari semalem” sivia menjelaskan.
Ify hanya mengangguk sambil melihat lihat seisi ruangan tersebut.
“ke kamar yuk.. sekalian aku mau mandi”ujar Sivia marik lengan ify untuk mngikutinya.
Sesampainya di kamar Via buru-buru mengambil handuk dan pakaian ganti sedangkan ify di suguhi dengan berbagai novel, karena Via tau Ify sangat suka membaca novel dan juga sedikit cemilan.
Sambil menunggu Ify melihat ke balkon kamar Via dari sana terlihat jelas jalan komplek di depan rumah Via.Tiba-tiba Ify tertarik dengan apa yang ia lihat, yaitu seorang cowok hitam manis dan cukup keren sedang mengendarai sepedanya.
“hemm.. cakep” gumam ify dan matanya tidak beralih dari orang tersebut sampai ia hilang di persimpangan jalan.
“siapa yang cakep fy?” tanya Sivia yang muncul dari balik pintu kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“menurut lo?” Ify kembali mengulang hal yang ia lakukan pada kakaknya.
“yee.. di tanya balik nanya.. lagian kalau gw tau engga bakal dah gw nanya” kata Via
“mirip kakak iel jawabannya” sindir Ify.
“aahh.. apaan sih Fy” Via kemudian duduk di kasurnya dan melihat kotak yang ify bawa, Sivia mengangkat kotak tersebut sambil meliht ke arah Ify seolah bertanya ‘paan nih?’
“dari kak iel, oleh-oleh dari Jogja engga tau deh apaan”jawab Ify.
***
“Cakkaaaa!!!” Ify teriak dengan gemas karena cakka, temannya sejak kecil mengganggu ify yang sedang asik becerita pada Sivia.
“neng ipy jangan marah-marah ntar catiknya ilang lho” goda Cakka dengan tampang watados bahwa ialah yang telah membuat ify marah-marah.
Ify menggembungkan kedua pipinya sambil menyun menandakan bahwa ia benar-benar kesal.
Sedangkan Sivia masih sibuk dalam fkirannya sendiri sambil menatap sebuah jepit bunga sakura yang cukup lucu menurut penulis (?)
Ya.. itu adalah pemberian dari seorang Gabriel stevent.
“cieee.. di liatin mulu tu jepit, pakek deh biar gg ilang” goda Ify sukses membuat Sivia salting.
“paan sih ify” ujar Sivia malu-malu.
“eh Fy... nanti malem jalan-jalan yuk” ajak cakka pada Ify. Ify agak curiga dengan tawaran seorang Cakka Nuraga, orang yang biasanya hoby ngajak ribut tiba-tiba berbaik hati mengajaknya jalan-jalan.
“eheemm.. udah deh py.. terima aja ajakan si cicak itu” goda sivia balas dendam.
Namun ify tetap cuek. “oke deh.. tapi gw masih curiga jangan-jangan lo mau ngapa-ngapain gw lagi” ujar Ify sambil melirik cakka dengan sudut matanya.
“curigaan bget lo Fy” ujar cakka.
“habisnya biasanya seorang cakka engga pernah lepas dari kajailan dan kereseannya”jawab Ify yang memang selalu mendapat berbagai macam keisengan cakka.
“habisnya lo juga rese kan fy” kata cakka tidak mau kalah.
“engga!” ify mengelak
“iya!”
“engga!”
“iya! Iya! Iya!”
“engga! Engga! Engga!”
“iya aja lah”
“gak”
“ngaku deh pendek” ujar cakka yang memang lebih tinggi dari ify.
“isshh!! Paan sih reseee”
“pendeekk”
“reseee”
“huuu...ipong ompong”
“cicak!”
Mereka berdua pun tak henti-hentinya menyebutkan nama-nama yang aneh untuk saling memebalas.
Sivia sampai geleng-geleng melihat tingkah mereka berdua.
***
Malam pun tiba, walau siang harinya ify sempat bertengkar dulu dengan cakka namun ia tetap menepati janjinya. Dengan dandanan ify yang simple dengan mengenakan model baju seperti dress namun lebih pendek dan celana jeans yang di padukan dengan warna baju ify, gadis itu nampak cukup cantik
Tepat pukul 19.00 cakka datang untuk menjemput ify, mereka pun pergi dengan motor milik cakka ke sebuah cafe kecil di tengah kota.
“wihh.. lagi kesambet paan cak, pake traktir segala”ujar Ify.
“engga boleh ya sekali-kali baik sama nona Alyssa?”tanya nya.
“aneh aja” jawab ify singkat.
Mereka pun selama beberapa menit hanya diam, dan suara alunan-alunan lagu saja yang terdengar. Sampai akhirnya caka angkat bicara (?)
“emm.. fy..” gumam cakka pelan namun terdengar bagi ify.
“hmm” jwab ify.
“gw mau jujur sebenernya...” cakka tiba-tiba menghentikan kata-kataya dan berhasill membuat ify penasaran.
“apaan??” tanya ify penasaran.
“gw.. emm.. gw suka, sayang, cinta sama lo fy” lanjut cakka dan kali ini cakka berhasil lagi, berhasil membuat gadis di hadapannya salting dan bingung. Bingung harus menjawab apa, karena selama ini ia hanya menganggap cakka sahabatnya.
“hah?” hanya itu yang dapat keluar dari mulut ify.
“kenapa hah..gw serius juga”cibir cakka.
“cak..lo bener-bener kesambet ya? apa sakit?” kini ify meletakan tangannya di dahi cakka.
“dih alyssa saufika Umari, Cakka kawekas Nuraga itu engga sakit. Cakka ngomong yang sejujurnya. Jadi nona Alyssa mau engga jadi pacarnya Cakka??” tanya cakka yang semakn jelas tujuannya yaitu nembak Ify.
Ify kelaabakan karena bingung harus menjawab apa pada sahabatnya ini.
“sebelumnya ify minta maaf.. kayanya ify engga bisa jadi pacar cakka. Kita kan udah temenan dari dulu, ify sayang
sama cakka tapi sebagai sahabat ify..” jawab Ify dan setelah berkata seperti itu ify langsung menahan nafas takut-takut cakka memberikan respon yang tidak di inginkan.
Terlihat ada ekspressi kecewa di wajah cakka. Bagi ify, cakka memang seorang lelaki yang tampan dan ia pun berasal dari keluarga yang cukup kaya. Namun perasaan memang kadang tidak dapat memandang siapa pun orang tersebut. Dan selama ini ify menganggap cakka sebagai sahabatnya walau mereka sering ribut berdua.
“ohh.. yaudah deh gpp kok Fy.. hhe” cakka mengeluarkan senyumannya mungkin dengan sedikit terpaksa.
***
Keesokan paginya...
@sekolah
“yang terakhir sampe kelas dia yang harus traktir” seru seorang cewek tomboy dan mulai berlari, namun temannya yang di kuncir satu itu tidak mau kalah ia pun segera menyusul si cewek tomboy.
Saat sedang fokus berlari dan hampir menyusul si cewek tomboy, si cewek berkuncir satu itu pun tiba-tiba berteriak.
“Awaaaasss!!!!”
BRUK!!
Dan tabrakan pun tidak dapat di hindarkan.
“Horeee!!! Aku menang! Fy traktir ya!” seru si cewek tomboy dari depan kelasnya ynag tidak terlalu jauh dari tempat cewek berkuncir satu itu *panjang amat –“* yang di panggil Ify.
Seseorang yang di tabrak Ify lebih dulu berdiri dan mengulurkan tangannya.
“sorry..” kata seseorang yang di tabrak ify tadi.
“sorry sorry! Baju gw kotorkan.. sakit lagi” jawab Ify sewot. Namun sejenak memperhatikan sosok yang ada di hadapannya. ‘kayanya pernah liat ni anak, tapi dimana’ batin ify
“gw kan udah minta maaf.. lagian salah lo ini area sekolah bukan tempat maraton!” ujar orang yang di tabrak ify lalu pergi dari tempat itu meninggalkan ify yang cengo karena ucapan orang tersebut.
“Fy.. kamu engga papa?” tanya cewek tomboy itu menghampiri ify.
“au ah bete!” jawab ify ketus dan meninggalkan cewek tomboy itu.
Di kelas, ify memasang wajah kekesalan (?) sehingga membuat Sivia yang kebetulan satu bangku dengannya penuh tanda tanya.
“Agni..” panggil Sivia dengan suara pelan pada cewek tomboy yang duduk di tepat di belakang bangkunya dan Ify.
“hmm” jawab Agni tanpa menoleh pada Sivia.
“napa tu anak?” tanya Via, yang di maksud via tentulah Ify.
“biasa.. berantem dulu ma orang” jawab Agni masih tanpa menoleh pada Sivia.
“sama?? Cakka??” tanya Sivia lagi..
Agni menggelengkan kepalanya.
"terus?" tanya Sivia lagi.
"engga tau juga sih.. gw engga liat hhe.." jawab Agni polos.
"ngemeng dari tadi!!" ujar Sivia sewot.
Agni cengar cengir... melihat Sivia seperti itu.
***
Saat jam istirahat terpaksalah Ify harus mentraktir temannya ini yang bernama Agni.
Dan Agni sangat memanfaatkan saat seperti ini dengan makan sepuasnya, ia memesan 1 porsi mie ayam, Bakso, dan minumannya lemon tea. Ify kembali di buat cengo.
“cungkring tapi makannya banyak” cibir Ify melihat Agni mekan dengan lahap.
Sivia tertawa mendengar kata-kata Ify.
“eh.. Fy.. aku denger ya dari anak-anak yang sekelas sama Cakka katanya dia nembak kamu. Beneran Fy?” tanya Sivia mencari kebenaran dari berita yang simpang siur tak jelas (?)
“iya..” jawab ify singkat.
Agni yang sedang asik makan menghentikan aktifitas makannya dan ikut mendengarkan.
“terus..?” tanya Sivia.
“engga ada terusannya” jawab ify.
“yeee.. di terima engga??” tanya Sivia lagi.
“menurut Via?” hal yang biasa Ify lakukan terulang kembali, (ditanya balik nanya)
“kebiasaan!” celetuk Via dengan nada kesal.
“engga neng Pia...” jawab Ify kemudian.
“lho kenapa?” agni kini mulai angkat bicara (?)
“au ah.. berasa di kantor polisi, di introgasi gini”ujar ify kemudian dan pergi meninggalkan teman-temannya.
“yaahh.. ngambek.. Agni sih” kata Sivia menyalahkan agni.
“kok nyalahin??” Agni dengan tampang watados.
***
Sivia menyusul ify terlebih dahulu dan menginggalkan Agni di kantin,
"ehh Fy.. jangan ngambek dong" kata Sivia menyamakn langkahnya dengan Ify.
"kagak yey" jawab Ify. Lalu berhenti secara tiba-tiba. Sambil melihat ke lapangan Basket.
"liatin apa lo Fy?" tanya Sivia.
"itu tuh.. yang tadi nabrak gw, nyolot lagi!"kata Ify sambil menunjuk-nunjuk orang yang berkulit hitam manis yang sedang bermain di tangah lapang, padahal yang nabrak kan Ify tapi tetep aja engga mau ngaku ckckck -.-a
"yang mana?" tanya Sivia melihat seseorang yang di tunjuk Ify namun ia masih bingung.
"itu tuhh... yang kepinggir lapang" jawab Ify dan masih memperhatikan orang itu.
"yang iitu???!" tanya Sivia lagi meyakinkan dirinya.
"iyaa!" jawab Ify namun tidak lepas dari orang itu.
"lo engga tau ya dia siapa?"tanya sivia.
"tau..."jawab Ify.
"siapa?"
"Orang Rese!!"
sivia geleng-geleng, dugaannya benar, Ify memang orang yang paling serba tidak tau tentang apa-apa di sekolahnya. Karena yang ia fokuskan tiap hari hanya Pelajaran saja.
"lo tuh bener-bener..kuper atau apa sih" ujar Sivia.
"emg gw salah? dia tuh emang orang rese" jawab Ify.
"Itu tuh yaaaa.. KETOS sekolah kita dudul" kata Sivia membuat Ify cengo.
"Ke..keetooss??" Ify tidak percaya bahwa orang yang ia sebal adalah seorang ketos.
"bukannya ketos kita itu Alvin yang chinese itu ya?" tanya Ify.
"itu waketos, Ketos nya ya itu..Mario, emang sih dia jarang nongol. Dan jarang banget tampil di muka umum" Sivia menjelaskan.
ify ngangguk-ngangguk mendegar cerita Sivia namun ia masih belum percaya seutuhnya.
***
Gabriel yang baru keluar dari kelasnya langsung di sambut oleh beberapa gadis genit. Gabriiel merasa sangat risih.
"ieelll..boleh pulang bareng engga??" tanya salah satu dari gadis itu
"so..sorry gw engga bisa"jwab iel langsung ngacir ke arah parkiran.
Rio dan alvin yang kebetulan lewat heran melihat Gabriel berlari dengan wajah pucat.
"napa tu anak?" tanya Rio.
alvin mengankat bahu menandakan ia tidak tau. Dan saat Rio melihat ke arah kelasnya ia pun langsung berbalik badan, dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke kelas lalu berlari sekencang-kencangnya. Alvin malah heran dengan sikap Rio sampai akhirnya...
"Ada Alviin....!! Kyaaaa!! Alviiinnnnn!!!!" teriak beberapa gadis yang ngaku sebagai Fans berat Alvin.
"AAAAA!!! Riooooo tungguuiiinnn guueeee!!!" teriak Alvin langsung lari menyusul Rio.
Rio dan Alvin memang orang yang paling di kagumi dan banyak yang menyukainya termasuk para gadis tentunya.
selain memiliki tampang yang lumayan mereka pun memiliki prestasi yang luar biasa dalam bidang akademik maupun non akademik. seperti Alvin sangat pandai dalam bidang musik, dan ia sangat sering mengikuti berbagai perlombaan dalam bidang tersebut.
Dan Rio selain menjabat sebagai ketos, ia pun pandai dalam bidang olahraga, basket, sepak bola dll.
Dan bagi para gadis-gadis di sekolah itu mereka berdua termasuk dalam kategori perfect. Walau pada dasarnya mereka pun sering melakukan hal yang sangat tidak terduga, seperti bertingkah yang memalukan dll.
"gw rasa ini sekolah paling gila" gumam Rio setelah merasa cukup aman.
"gw setuju yo.. sarap ni sekolah, punya murid kaya mereka"kata Alvin sambil menyeka keringatnya.
***
"hallo kka..dimana lo? gw udah nunggu sampe bulukan lo engga nongol-nongol"
"......"
"yaudah cepetan!"
Ify menutup teleponnya. Dan kembali menunggu di dekat gerbang.
Tidak lama kemudian seorang cowo dengan motor berwarna merah miliknya menghampiri ify.
"cepetan naik" ujar cowok itu sambil memberikan helm pada ify.
"lama lo.." kata Ify.
"sorry" jawab cowok itu yang tidak lain dan tidak bukan (?) adalah kakak ify, Gabriel atau biasa di sebut Iel.
20 menit kemudian Ify sampai di rumahnya. Dan langsung di sambut oleh Deva, yang sedang menyiapkan makan siang.
"hallo kakak kakakku" kata Deva yang masih mengenakan seragam SMPnya.
"tumben banget lo!" kata Iel.
"wuuhh.. baunya enak.. lo yang buat Dep?" tanya Ify saat melihat makan siang yang adiknya siapkan.
"yoi ka.. di bantuin sama Bu Mus tentunya" jawab Deva semangat.
"acik acik acik!!"ify langsung duduk di kursi meja makan tersebut dan saat hendak mengambil piring Iel menahan tangannya.
"ganti baju dulu sono baru makan" kata Iel.
Ify manyun. Namun menuruti perintah Iel dan ia pun segera pergi ke kamarnya.
"lo juga Dev, sana ganti baju"kata Iel kini pada adiknya yang paling kecil.
"lo juga deh kaa.." jawab Deva menarik baju Gabriel sambil berjalan ke atas ke kamar mereka berdua.
***
Cakka diam di depan kamarnya, sambil menatap langit yang tertutup oleh awan mendung.
"gw engga boleh nyerah! gw pasti bisa dapetin hatinya Ify" gumam Cakka.
______
Seorang laki-laki dengan gaya style harajukunya memasuki gerbang sebuah sekolah. Sambil melihat ke sekelilingnya, dan semua mata kini mengarah padanya. Namun dengan Pede ia tidak mempedulikannya. Ia pun berjalan ke sebuah ruangan.
"permisi pak.."kata laki-laki tersebut.
"ehh..mari masuk.." jawab seorang bapak-bapak yang sedang duduk di kursinya sambil membuka sebuah map dan berisi berkas-berkas.
"selamat pagi pak" sapa laki-laki tersebut dan duduk di depannya.
"pagi.. nama kamu Cakka Kawekas Nuraga?"tanya bapak itu yang ternyata adalah kepala sekolah.
"iya pak..."jawab orang yang ternyata bernama Cakka itu.
"baiklah..bapak ucapkan selamat datang di sekolah baru kamu ini, semoga kamu betah ya di sini. Dan kamu duduk di kelas XI Ipa satu" ujar bapak itu.
"iya pak makasih.. saya permisi dulu" kata cakka mengakhiri dan permisi untuk keluar.
***
"Nama lo Cakka kan?" tanya salah seorang murid yang sekelas dengannya.
"yoi.. nama lo siapa?" tanya Cakka.
"gw Alvin" jawab Alvin mengulurkan tangannya. Cakka membalas uluran tangan Alvin.
"Viiinn.. gw keruang OSIS dulu ya.. elo jangan lupa nanti pulang sekolah ada rapat jangan sampe lo engga dateng" seru Rio sambil keluar kelas.
"emangnya gw pernah engga dateng rapat ya? perasaan si Rio yang suka engga dateng" kata Alvin pada Gabriel.
"jiah paling mau kabur lagi tu anak, makanya nyuruh lo dateng" kata Gabriel.
"ehh..cak ngomong-ngomong napa lo pindah ke sini?"tanya Gabriel menyelidiki,
"hhe.. gw mau berguru ma lo iel"jawab Cakka.
"alaaah berguru apaan? paling juga mau deketin adek gw lo" celetuk Gabriel namun tepat sasaran.
Cakka tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dia hanya bisa menjawab dengan sebuah senyuman .
Alvin heran saat melihat ke pintu kelas, banyak murid mengintip ke kelasnya, begitu pula dengan Gabriel dan Cakka yang memang hanya tinggal mereka berdua yang ada di kelas tersebut.
"ada paan sih ini?" tanya Cakka.
Gabriel dan Alvin saling menatap.
Lalu gadis-gadis genit itu memasuki kelas mereka. Intinya mereka datang untuk berkenalan dan Cakka menyambutnya dengan senyuman ramah. Otomatis gadis-gadis itu kesenangan.
"baru kali ini deh ada yang mau ngladenin tu cewek-cewek gila"kata Alvin kagum.
"yoi bro" jawaab Gabriel.
Dan semakin hari sejak kedatangan Cakka di sekolah ini, ia sangat cepatt mendapatkan teman-teman barunya karena Cakka adalah orang ramah dan lebih tepatnya hobi tebar pesona. Dan fansnya pun bertambah.
"yo..karir kita terancam" kata Alvin lebay pada suatu hari.
"ga ngurus dah gw.. malah hidup gw bakal tenang tanpa cewek-cewek gila itu"kata Rio.
"hebat juga ya si Cakka" kata Gaabriel memuji.
@kantin
Rio, Alvin, Iel dan Cakka yang pergi ke kantin bersama membuat semua orang memperhatikan mereka.Dan berbagai sapaan mereka dapatkan.
"paan sih berisik amat"kata Agni yang sedang asik makan.
"tuh liat.. four prince sekolah kita ke kantin" kata Sivia menunjuk mereka berempat.
"berasa lagi nonton BBF gw.. hha" kata seseorang yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan sudah duduk di samping Agni.
"ehh elo shil, gw kira siapa"Agni yang agak kaget pun langsung merespon (?)
Shilla tersenyum.
"ada kakak gw tuh.. lo omongin" kata Ify yang dari tadi diam.
Sivia, Shilla dan Agni langsung nyengir sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.
"ehh.. perhatiin deh mereka apa sih spesialnya mereka" kata sivia yang diikuti anggukan setuju dari ify Agni dan Shilla.
"mungkin karena selain murid beprestasi, mereka juga punya muka yang lumayan." kata Shilla yang mulai berargumen.
"bisa jadi mereka pake pelet"kata Agni dengan semangat namun ngaco -.-a
"kakak gw engga pakek begituan" protes Ify membela Gabriel.
"atauu.. karena mereka itu tajir?" kini Ify yang berargumen.
Mereka berempat terus mengatakan pendapat-pendapat mereka tentang keempat cowok itu dan pandangannya tidak beralih dari mereka.
Rio langsung menyadari bahwa ada yang memperhatikannya sejak tadi.
"kalian ngerasa engga sih di perhatiin ma tu anak kelas satu" kata Rio menunjuk meja Ify dkk.
"temen-temennya adek lo tuh, iel" kata alvin menyadari ada Ify di sana.
"wahh.. ify ngliatiin gw pasti" kata Cakka dengan pedenya.
"huuu..Ngarep lo!" toyor iel
"yee elahh.. gw emang cakep iel, engga usah pakek noyor segala kalau lo sirik"kata Cakka masih dengan tampang so imut.
Iel hanya mencibir dan mengikuti gaya dan ucapan cakka tadi.
***
"ifyyy......" seru Cakka melambaikan tangan pada Ify. Ify yang melihatnya hanya menelan ludah karena banyak yang kini melihatnya dengan tatapan ingin membunuh.
Cakka pun menghampiri Ify tanpa sadar bahwa penggemarnya sudah ingin menelan ify.
"Pendek, pulang bareng yuk" kata Cakka.
"rese lo cicak!"kata Ify menjitak kepala Cakka.
"malah di jitak -.- gw kurang baik apa sama lo Fy"kata cakka dengan muka melas.
"engga mempan akting lo"ujar Ify.
"ayolah ify yang baik hati tidak sombong rajin menabung cantik... tapi kadang galak ding" kata cakka merayu.
"ngomong ma tangan!"kata ify sambil menunjukan tangnnya tepat di muka Cakka. Lalu pergi dari hadapan Cakka.
Sivia langsung menyusul Ify saat melihatnya berjalan ke gerbang sekolah.
Cakka pun akhirnya memuttuskan kembali ke kelasnya setelah membeli sebotol air mineral, namun....
BRUK!!
Kertas-Kertas berserakah di tanah di tambah tumpahnya air yang Cakka pegang dari tadi tepat di atas kertas-kertas tersebut dan membuatnya basah.
"Arrrgghh!!" orang yang membawa tumpukan kertas-kertas itu geram sendiri. Lalu membereskannya segera.
"ehh.. sorry gw engga sengaja" kata Cakka meminta maaf.
"ihhh!! gara-gara lo gw harus bikin laporannya lagi kan! mana gw udah susah payah begadang buat ini!"ujar orang itu namun masih fokus membereskannya.
"gw bener-bener deh minta maaf.."kata Cakka menyesal.
"terserah lo deh"jawab orang itu.
Setelah selesai membereskannya ia segera pergi.
Namun Cakka masih sedikit khawatir.
@Ruang OSIS
Rio sangat sibuk kali ini, begitu pula dengan Alvin dan Gabriel, karena sebentar lagi sekolah mereka akan mengadakan pensi.Setelah pembentukan panitia, mereka pun mulai bekerja sama. menyiapkan segala hal.
"Huaahh....rencana gw PDKT sama Via ketunda lagi kan"ujar Gabriel sambil tidur-tiduran di kursi.
"Bodo amat dah yel.." kata ALvin
Alvin melihat Shilla yang sedang santai-santai lalu ia pun menyuruhnya membelikan sebotol ai mineral.
"tolong ya Shill,," kata Alvin
"hmm" hanya itu yang keluar dari mulut Shilla.
beberapa menit kemudian ia kembali dengan 2 botol air mineral. Dan memberikannya pada Alvin dan juga Iel walau Iel tidak memintanya membelikan air.
"wah.. shill baik banget lo. thanks ya" ujar Gabriel. Dan segera meminummnya sampai habis.
"kalian haus atau apa doyan sih" ujar Shilla.
"yaaa.. haus lah" jawab Alvin.
"ehh.. Rio kemana?" tanya Gabriel setelah sadar Rio tidak ada.
"Pulang"jawab Shilla yang sempat melihat Rio pergi.
"hah?? kok engga pamit tu anak"ujar alvin
Shilla mengangkat kedua bahunya, lalu pergi.
***
Terpaksa hari ini Ify harus pulang sediri setelah menolak ajakan Cakka dan setelah kakaknya yang sedang sibuk di sekolah, tanpa sengaja ia bertemu dengan Rio.
Rio berhenti tepat di depan Ify yang sedang menunggu bus di halte dekat sekolahnya.
"lo adiknya Iel kan?" tanya rio sambil membuka helmnya.
"iya" jawab Ify singkat.
"ikut gw yuk" kata Rio.
"kemana?" tanya Ify
"ke rumah gw" jwab Rio. Ify agak bingung tentang maksud dari orang ini.
"ada yang mau ketemu sama lo"kata rio lagi.
Ify bingung mau menjawab apa, sampai akhirnya Rio menyerahkan helm padanya lalu menarik tangan Ify untuk duduk di motornya.
Dan mereka pun segera menuju Rumah Rio tanpa bicara sedikit pun.
"saampaiii.. ayok turun"kata Rio menyadarkan Ify yang tengah melamun.
Ify di bawa masuk Rio ke rumahnya dan ternyata ada mama Rio yang sedang duduk santai di depan TV.
Ify mengekor di belakang Rio.
"mah rio pulang" ujar Rio.
mama rio pengalihkan perhatiannya pada Rio yang baru saja datang, dan kali ini dengan seorang gadis di belakangnya.
"eh yo.. itu siapa? pacar kamu?" tanya mama Rio.
"bukan.. ini Ify, adiknya Gabriel mah" jawab Rio.
"ohh.. ya ampun Ify, tante pangling.. udah lama banget engga ketemmu tambah cantik kamu"kata mamanya seraya mendekati Ify.
Ify hanya meresponnya dengan seulas senyum.
"kayanya kamu udah lupa juga sama tante"kata mama Rio dengan nada kecewa.
setelah di persilahkan duduk mama Rio menceritakan semua tentang hubungannya dan mama Ify, maka dari itu sejak lama mama Rio ingin sekali bertemu dengan Ify. Hanya untuk sekedar bercerita pada Ify, dan mama Rio ingin sekali bisa banyak membantu bagi keluarga Ify, karena dulu keluarga Ify pun telah banyak membantu keluarganya.
"Rio... ganti baju kamu dulu sana nanti kita makan siang"kata mama Rio, dan Rio pun segera menuju kamarnya.
"Ify kamu juga makan siang di sini aja ya.." kata mama Rio lagi lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.
"tante.. ify bantu yaahh"kata Ify lalu berlari mengikuti mama Rio.
"Asalamu'alaikum"kata seorang anak laki-laki berseragam SMP memasuki rumah Rio.
"wa'alaikum salam" jawab mama rio. Anak itu pun masuk lalu duduk di kursi di ruang keluarga sambil mengipas-ngipasi dirinya yang sepertinya kepanasan.
"ganti baju dulu kamu Zy, terus langsung turun ya, kita makan siang.. Panggil juga kakak kamu" perintah mama Rio pada anak itu yang ternyata adalah adik Rio.
Beberapa menit kemudian Ozy dan Rio keluar dari kamar masing-masing dan berkumpul di meja makan.
"ssstt..ka itu siapa?"tanya Ozy pada Rio yang duduk di sampingnya sambil berbisik.
"itu Ify..kakaknya Deva"jawab Rio singkat.
SKIP
SKIP
"thanks ya Yo..udah nganter hhe"kata Ify saat sampai di depan rumahnya.
"ya..."jawab Rio.
"mau masuk dulu Yo?" kata Ify sambil membuka pagar
"engga usah makasi, bilangin aja sama Iel gw minta maaf"kata Rio.
"oh yaudah" kata Ify.
Dan Rio pun menyalakan motornya (?) dan langsung pergi.
***
Ify memasuki kelasnya yang masih kosong, dialah orang pertama yang datang di kelasnya (?) *ribetamatyakbahasague
Setelah menyimpan tasnya, ia berfikir untuk menunggu teman-temannya di kelas sambil mendengarkan musik kesukaannya dan novel yang belum sempat ia selesaikan.
Kemudian ada yang ngintip (?) kekelas Ify, saat ia melihat Ify yang sendirian.
"eh ada Ify..engga takut lo sendirian di sini"kata orang itu dan membuat Ify kaget.
"ngagetin gw lo cak"kata Ify menutup novelnya.
"Fy... lo tau engga kalau kelas ini angker"ujar Cakka sambil memelankan suaranya di kata "angker"
"kata siapa?" tanya Ify yang mulai merinding.
"kakak lo"jawab Cakka.
"ah boong lo"kata Iffy tidak percaya.
"ya.. terserah lo deh.. gw ke kelas dulu ya...dadah ify" kata Cakka keluar kelas sambil melambaikan tangannya.
seketika Ify semakin merinding.
"eh iya.. ati-ati Fy" Cakka yang tadinya sudah tidak terlihat lagi batabg hidungnya tiba-tiba muncul lagi denga tampang watadosnya dan pergi. Benar-benar pergi.
Suasana pun menjadi hening...
*krik*
*krik*
*krik*
"cicaaaaaakkkkkkkk!!!! gue ikkuuuttt"teriak Ify lngsung lari sambil mengejar cakka yang sudah agak jauh.
Cakka tertawa sambil terus berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas Cakka, Ify nampak sangat lelah dan langsung duduk di sebelah Rio, karena Alvin yang seharusnya duduk di situ belum datang.
Cakka masih tertawa geli dengan tingkah Ify sedangkan Gabriel dan Rio menatap aneh.
"lo apain adek gw, Cak?"tanya Gabriel menyelidiki.
"kagakk..hhe"jawab Cakka.
"itu ka..si Cicak bilang kelas gw angker, mana gw sendirian pula"adu Ify pada sang kakak.
"jahat amat lo Cak sama anak orang"kata Rio ikut-ikutan.
"kan gw cuma bercanda"bela Cakka.
Rio mengambil sesuatu dari tasnya lalu memberikannya pada Ify.
"nih.. lap tu keringet lo"kata Rio.
"Thanks Yo.."jawab Ify sambil menerima sapu tangan dari Rio.
Cakka sedikit cemburu dengan kebaikan Rio pada Ify.
Tiba-tiba Alvin pun datang dengan muka seperti bangun tidur lalu melemparkan tasnya tanpa perhitungan (?) dan hampir mengenai Ify, namun Rio berhasil menangkapnya.
"heh kalau lempar tas liat-liat"kata Rio.
"sorry yo, sorry Fy"kata Alvin duduk di bangku entah bangku siapa sambil tangannya menompang dagunya (?)
"kenape lo?" tanya Cakka.
"abis begadang gw.. gara-gara tugas-tugas yang harusnya lo kerjain malah lo tinggal gitu aja Yo"jawab Alvin.
"ehh.. sorry Vin.. hhe.. tapi makasi ya, gw lupa.. yaudah nanti lo tidur aja, biar masalah pensi yang belom kelar gw yang urus" kata Rio sambil merasa bersalah.
“iya.. serah lo sih yo.. kalau lo bingung tanya sama Shilla aja ntar” jawab Alvin sambil menyebutkan nama Shilla, karena Shilla adalah bagian dari ke panitiaan Pensi tersebut.
Bel pun berbunyi menandakan jam pelajaran akan di mulai dan Ify segera kembali ke kelasnya setelah pamitan pada kakaknya.
***
“Ify.. mana yang lainnya?” tanya Bu Nada pada Ify.
“belum dateng kayanya Bu..atau pada pulang.. Ify engga tau deh Bu” jawab Ify yang pusing karena di perintahkan mengumpulkan anggota ekskul musik yang anggotanya pun hobi bolos.
Ekstrakulikuler musik termasuk ekskul yang banyak anggotanya namun 80% tidak serius bahkan tiap ekskul di mulai paling banyak ada 10 orang yang datang.
“maaf Bu saya telat” kata Sivia yang baru saja datang bersama beberapa anak lain.
“jadi segini aja ya... yasudah..” kata Bu Nada sedikit kecewa.
SKIP
SKIP
Alvin menghampiri Bu Nada saat ekskul hampir selesai. Alvin membawa secarik kertas pemberiahuan tentang akan di adakannya Pensi sekolah.
“saya mohon partisipasi dari ekskul musik ini Bu, untuk mengisi acara” kata Alvin pada Bu Nada.
Anak-anak yang mendengar pembicaraan Alvin sangat senang, karena mereka sangat menunggu saat-saat tersebut untuk menunjukan hasil mereka latihan dan belajar walau hanya sedikit anggota.
“Baiklah... mereka akan mengisi acara di pensi tersebut” jawab Bu Nada di ikuti teriakan “hore” dari seluruh anggota.
Alvin pun tersenyum lalu permisi untuk pamit.
“kalian sangat menuggu saat seperti ini kan? Karena ibu tau kalian memang pemusik berbakat namun tidak ada yang tau, bakat kalian” kata BU Nada.
Dan selanjutnya mereka pun membagi-bagi tugas dan berfikir lagu yang cocok nanti.
***
“heh lempar yang bener dong!” Teriak Cakka yang sedang melatih anak-anak Basket yang baru.
Setelah berlatih beberapa gerakan (?) mereka pun memulai permainan. Tim perempuan yang terdiri dari anak-anak kelas 10 harus menghadapi Cakka, Sion dan Gabriel. 3 kakak kelas yang melatih mereka untuk mengetahui sejauh mana yang bisa mereka lakukan.
Tim yang memulai duluan adalah Tim Agni.
Agni menatap Cakka dengan tatapan sinis, dan entah kenapa ia sangat tidak suka dengan Cakk sejak ia masuk ke sekolah ini dan menjadi orang yang peling sering mencari perhatian semua murid perempuan, serta sejak kejadian Cakka menabraknya dan ia harus menulis ulang seluruh laporannya.
‘napa tu anak liatin gue segitunya’ batin Cakka.
Priiitttt!! Pluit pun di bunyikan dan permainan segera di mulai.
Agni mendrible bola dengan sangat lincah (?) dan di hadang oleh Gabriel (?).
Agni dan temana-temannya sangat pandai dalam kekompakan walau permainannya tidak terlalu bagus sehingga mereka bisa menyaingi kakak kelas yang cukup hebat tersebut.
Cakka berhasil merebut bola dan mendriblenya kemudian langsung memasukannya ke dalam ring.
Dan keadaan pun menjadi ramai, karena ternyata banyak yang menyaksikan aksi tersebut (?)
“caper banget tu orang” gumam Agni sinis.
Dan selanjutnya Agni lah yang beraksi, ia berhasil memasukka bola beberapa kali walau pada akhirnya tetaplah anak kelas 10 yang kalah.
“hebat-hebat” kata Gabriel bertepuk tangan.
“tetep aja kita yang kalah ka” kata Keke kemudian.
“engga papa.. tapi permainannya cukup bagus kok kalian kompak banget” kata Cakka sambil mengacungkan dua jempolnya dan mengedipkan sebelah matanya.
“so imut” kata Agni yang jelas-jelas di tunjukan pada Cakka.
“lo kenapa sih dari tadi sinis banget sama gue” kata Cakka setelah mendengar ucapan Agni tadi dan melihat sikap Agni selama ini padanya.
“so tau!” jawab Agni sambil berlalu meninggalkan lapangan.
***
“Yo.. anak musik mau nyumbang buat isi acara” kata Alvin saat bertemu Rio.
“Bagus deh” jawab Rio.
“Terus buat susunan acaranya?” tanya Alvin.
“gue engga ngurus gituan.. tanyain gih sama Shilla.” Jawab Rio sambil menunjuk Shilla yang sedang bersama dengan teman-temannya.
Alvin memutar bola matanya lalu pergi menghampiri Shilla.
Rio berjalan entah kemana tanpa tujuan sampai ia mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi.
Saat kau berjalan di depan rumaku penuh gaya..
Tersita pandanganku hingga ku terpesona..
Siapakah dirimu hatiku ingin tau segera..
(gita gutawa_pandangan pertama)
Rio tersenyum melihat siapa yang bernyanyi. Orang itu pun akhirnya sadar bahwa sejak tadi ada yang memperhatikannya.
“Rio” kata itu yang keluar dari mulut orang tersebut melihat Rio di depan pintu kelasnya.
“hhe.. hai Fy..”kata Rio.
“dari tadi lo di situ?” tanya Ify.
“ya.. sekitar 5 menit ada lahh” jawab Rio dan tentu saja membuat Ify malu. Ify menggaruk bagian belakang kepalanya sambil mengambil penghapus papan tulis lalu menghapus sisa pelajaran tadi.
“napa lo Fy?” tanya Rio yang melihat Ify jadi aneh.
“gue malu” jawab Ify.
“hah? Kok bisa?” tanya Rio lagi.
“bisa lah.. lo dari tadi liatin gue nyanyi sambil nyapu-nyapu gaje kan?” kata Ify.
“hha... engga papa kali Fy..” ujar Rio terkekeh.
Rio duduk di salah satu bangku sambil mengobrol dengan Ify selama Ify piket. Dan sesekali mereka bercanda tawa.
“kok gue engga tau apa-apa tentang keluarga lo ya Yo?” tanya Ify setelah selesai piket dan duduk di bangku depan Rio sambil menghadap ke Rio.
“entah lah.. padahal setau gue waktu kecil gue hobi main sama Iel”jawab Rio.
“apa segitu pelupanya gue ya?” ujar Ify bertanya pada dirinya sendiri.
“ya mungkin aja.. ingatan lo ketuker sama punya manula” kata Rio.
“huh.. jahat lo” kata Ify sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Rio bangkit dari tempat duduknya dan berencana untuk pulang.
“pulang bareng yuk?” ajak Rio.
“boleh deh” jawab Ify tersenyum senang.
Rio pun mengangkat tas Ify niatnya sih untuk membawakannya.
“gile Fy berat amat tas lo.. bawa batu lo?” celetuk Rio.
“engga lah buat apa juga batu” jawab Ify.
“ya.. sapa tau buat makan siang lo” kata Rio.
“kok tau sih? Lo suka ngintipin gue ya lagi makan batu?” kata Ify ngaco.
“iya.. sedikit kok Fy” jawab Rio engga kalah gaje.
“hueee... ketauan lo.. awas bintitan” kata Ify sambil menaruh telunjuknya di depan mata Rio lalu memutar-mutarkan jarinya.
Rio menepis tangan Ify pelan lalu merangkulnya.
“udah ah.. hayu balik” kata Rio.
“huuuu..engga usah rangkul-rangkul”kata Ify sambil terus berjalan ke arah parkiran.
Sesampainya di rumah Ify, ify turun dari motor Rio sambil meminta tasnya pada Rio. Rio menyerahkan tas Ify.
“lo kutu buku ya? se tas isinya buku pelajaran sama Novel dari perpus” kata Rio yang sebelumnya sempat melihat isi tas Ify.
“biarin dari pada lo, kutuan” kata Ify membela dirinya sambil menjulurkan lidahnya.
“enak aja! Gue engga kutuan” Rio melapas helmya lalu mengibas-ngibaskan rambutnya.
“woy..woy santai Yo.. ketombe lo pada turun bumi noh (?)” kata Ify cengengesan.
“resseee lo Fy!!” seru Rio agak keras sambil mencubit hidung Ify.
“aaaa!! Rio!! Entar gue pesek kaya lo!” teriak Ify memegangi tangan Rio dan mencoba melepaskan hidungnya (?)
“gue pesek tapi ganteng, banyak yang suka” kata Rio ikut-ikut menjulurkan lidahnya seperti Ify tadi kemudian segera melajukan motornya meninggalkan Ify yang masih mengelus-elus hidungnya yang merah.
“pede banget tu orang” gumam Ify dan masuk ke dalam rumahnya.
***
Menjelang Tidur Rio terus menatap langit-langit kamarnya. ia mengingat semua kejadian bersama Ify hari ini.
Ozy mengintip dari balik pintu kamar Rio, niatnya ingin meminjam Gitar milik Rio namun ia mengurungkan Niatnya saat melihat Rio yang senyum-senyum sendiri. Ozy pun kembali menutup pintu tersebut dan berlari menuruni anak tangga.
Dilihatnya kedua orang tuanya yang sedang asik menonton televisi.
“belum tidur Zy?” kata papanya.
“belum pa.. eh, mah pah.. tadi kan Ozy mau pinjem Gitar ka Rio, pas Ozy buka pintu kamarnya.. kak Rio lagi senyum-senyum sendiri.”kata Ozy mengadukan apa yang ia lihat.
Mama dan Papa saling berpandang. “ah masa Zy?” tanya kedua orangtuanya kompak.
Ozy mengangguk pasti. Karena penasaran Mama dan Papanya menghampiri Rio di kamarnya. Dan saat di intip ternyata benar kata Ozy.
“Yo! Ngapain kamu senyam-senyum sendiri” kata Papanya tiba-tiba dan mengagetkan Rio.
“eh papa ada mama juga.. hhe”jawab Rio sambil nyengir.
“malah cengar-cengir.. udah malem Yo.. malam jumat kliwon lagi..kamu malah senyam-senyum sendiri, engga ke sambet kan?” ujar Mamanya khawatir.
“engga lah mah..” jawab Rio.
“terus ngapain senyam-senyum”tanya papanya.
“biasa lah pah.. hhe..”jawab Rio.
“halah dasar kamu, Rio” kata Papanya yang mengerti maksud Rio.
“siapa yang bisa bikin kamu kaya gini Yo?” tanya Mamanya.
Tiba-tiba handphone Rio berdering menandakan ada telepon.
“Ka Ify pastinya lah Mah” kata Ozy tiba-tiba yang sudah memegang Handphone kakanya itu sambil melihat nama yang tertera di layar handphone Rio.
Rio langsung merebutnya dan mengangkat telepon tersebut.
“hallo Fy?”
“............”
“oh.. elo iel..ada apa?”
“............”
“iya iya.. oke deh..”
“..........”
“hmmm...”
“..........”
“bye”
“jiahh,, udah semangat ngangkat ternyata iel” Papanya terkekeh.
“hahaha..” Ozy ngakak puas.
“puas lo Zy!”kata Rio ngambek.
***
Ify menuruni beberapa anak tangga menuju meja makan. Yang sudah ada Gabriel dan Ayahnya yang sedang sarapan.
“pagi pah.. ka iel..” sapa Ify lalu duduk di sebelah Iel.
“pagi Fy” jawab papanya.
Terdengar suara langkah kaki yang sedang berlari menuruni tangga. Yang ternyata adalah Deva.
“Deva kesiangan kenapa engga ada yang bangunin sih” Seru Deva kesal.
“manja lo Dep! Udah gede harus bisa bangun sendiri” kata Ify.
“udah.. sarapan dulu deh lo Dev” kata Gabriel menyarankan.
“engga ah.. udah siang, 15 menit lagi bus dateng, nanti gue telat nunggu bus lagi” ujar Deva lalu mengambil sepatunya.
“It's a shame that it had to be this way
It's not enough to say I'm sorry
It's not enough to say I'm sorry”
Tiba-tiba Handphone Ify berdering. Ify segera mengangkat teleponnya, stelah selesai berbicara dengan orang di seberang telepon Ify segera merapikan pakaiannya.
“Dep.. lo sarapan aja, berangkat bareng ka Iel, gue di jemput sama Cakka di depan” kata Ify lalu menjinjing tasnya dan segera memakai sepatunya.
“kak, sampe ketemu di sekolah ya..Dep, jangan nakal lho di sekolah.. pah Ify berangkat..” kata Ify berpamitan sambil mencium tangan papanya.
“Asalamu’alaikum” salam Ify sambil keluar dari rumah.
Cakka menunggu Ify di depan rumahnya. Sambil melihat tempat sekelilingnya. ‘lama amat si Ify’ gumam Cakka
Setelah melihat Cakka Ify tersenyum lalu bergegas menghampirinya.
“sorry lama..” kata Ify.
“engga papa kok..” jawab Cakka.
Dan mereka pun segera meluncur menuju sekolah.
@sekolah..
“makasi cicak” kata Ify tersenyum semanis mungkin untuk menutupi ejekannya.
“so imut lo Fy!” kata Cakka sambil menjitak kelapa Ify..
“eett dahh.. orang bilang makasi malah di jitak” protes Ify sambil memegangi kepalanya.
Cakka malah tertawa sambil merangkulnya dan mereka terus bercanda sampai depan kelas Ify. Dan Ify pun pamit untuk duluan memasuki kelasnya.
“tambah lengket aja lo sama Cakka” ujar Sivia sambil melirik Ify dengan jail.
“ehh... kagak.. biasa aja kali.. eh kemaren lo jadi main sama kakak gue?” jawab dan tanya Ify sambil menaruh tasnya dan duduk di sebelah Sivia.
“jadi.. kita main ke mall, tapi kakak lo jail banget” adu Sivia pada Ify.
“emang kenapa Vi?” tanya Ify penasaran.
“kemaren gue di ajak main ke Puri Misteri, dia lari gitu aja ninggalin gue.. pas gue ngejar dia, dia tiba-tiba balik arah ke gue bikin kaget.. mana gue takut lagi” cerita Sivia.
“terus-terus?” tanya Ify.
“udahnya gue di traktir makan es krim” jawab Sivia, dan Sivia terus menceritakan kejadian kemarin pada Ify. Sampai Agni tiba-tiba nyeplos di tengah cerita Sivia.
“lo suka sama Gabriel?”tanya Agni pada Sivia.
Sivia terdiam cukup lama sampai akhirnya ia hanya bisa menjawab dengan menaikan kedua bahunya. Karena entah harus menjawab apa.
***
Alvin memarkirkan motornya, dan sempat melihat Shilla yang juga baru turun dari mobilnya.
‘ternyata cantik juga’ batin Alvin yang terus memperhatikan Shilla. Shilla yang melihat Alvin yang sedang melihat ke arahnya segera menghampiri Avin.
“Vin..” panggil Shilla. Namun Alvin tidak menanggapinya dan masih dalam lamunannya.
“Alviinn...” panggil Shilla lagi dan tidak ada jawaban dari Alvin.
“Viiinn!!!” teriak Shilla yang gemas.
“eh iya cantik ada apa?” Jawab Alvin secara sepontan dan tanpa sadar.
“ihh elo ngrayu gue?” tanya Shilla.
“kagak Shill..da paan?” tanya Alvin sekali lagi.
“nanti bantuin gue nempelin pengumuman di mading ya..” ujar Shilla.
“iya.. gue duluan ke kelas ya” kata Alvin mengiyakan dan segera pergi.
Shilla pun ikut pergi menuju kelasnya. Selama menuju kelas, Shilla mendapat banyak sapaan dari murid yang di sebut sebagai laki-laki. Ya.. selain Shilla adalah gadis yang cantik sangat ia pun anak yang cukup aktif walau baru satu semester ada di sekolah tersebut.
“shillaaaaaa....” sapa Ify dan Sivia yang kebetulan lewat.
“heii..” jawab Shilla tersenyum,
“ciee.. banyak yang nyalamin noh dari kelas gue”kata Ify pada Shilla.
“halah.. mau kemana kalian?” tanya Shilla.
“ke kelas Gabriel” jawab Sivia.
“hah? Mau ngapain? Mau ngecengin Gabriel? Atau Cakka? Alvin? Apa Rio?” tanya Shilla negatif thinking (?)
“itu Via mau ngapelin kakak gue hha” jawab Ify di sertai tawa kecilnya.
“ehmm.. cie deh buat Via dapet salah satu princenya SMA kita” goda Shilla.
Sivia berusaha mengelak namun pipinya malah jadi semakin merah merona. Karena Ify dan Shilla terus-terusan menggodanya
***
Alvin berdiri tepat di belakang Rio dan Rio pun tidak menyadarinya dan saat Rio berballik Alvin menunjukan deretan giginya. Membuat Rio kaget dan hampir tersungkur menabrak meja.
“AALLLLVVIINNN!!!” teriak Rio geram.
Sedangkan si tersangkanya sendiri malah tertawa tanpa rasa berdosa sedikit pun.
Dan di sisi lain Cakka memasuki kelas dengan wajah berseri-seri. Membuat orang yang melihatnya ada yang terpesonaa, ada yang enek, ada pula yang heran.
“cakka lo sehat?” tanya alvin khawatir.
“sehat banget Vin..” jawab Cakka dengan semangat lalu ia pun menaruh tasnya.
“Cakka seneng abis berangkat bareng Ify...” kata seseorang yang baru saja datang. Dan tentu saja ia adalah Gabriel.
‘jadi cakka beneran suka ya sama Ify’ batin rio.
***
Hari ini persiapan terakhir untuk Pensi yang akan di adakan besok, tepatnya hari sabtu. Sepulang sekolah panggung untuk di tengah lapangan sudah mulai di pasang. Dan kali ini giliran, para panitia menunjukan kreatifitasnya.
“gila ruang OSIS kita berantakan” seru Rio saat memasuki ruangan.
“jangan lebay yo” ujar Alvin menepuk-nepuk pundak Rio.
“sorry ya Ka Rio, ruangannya di berantakin sama panitia-panitia pensi” kata Shilla yang tiba-tiba saja sudah ada di belakang mereka.
“engga papa kok Shill” jawab Alvin. Sedangkan Rio malah cuek. Dan akhirnya Rio da Alvin yang membereskannya dan di bantu Shilla tentunya.
“eh Shill, kalau engga bisa biar sama gue aja” ujar Alvin ketika melihat Shilla yang kesulitan untuk menaikan kardus ke atas lemari.
“engga papa.. gue bisa kok” jawab Shilla yang masih berusaha menaikan kardus itu sambil menjinjitkan kakinya.
Namun Shilla tidak bisa menjaga keseimbangannya sehingga kardus itu jatuh tapi tidak mengenai Shilla, melainkan mengenai Rio yang tepat sedang jongkok mengambil buku di bawah Shilla.
“awww!!” seru Rio saat isi kardus it semuanya tumpah mengenai Rio.
“ka Rio maaf.. gak sengaja” kata Shilla merasa bersalah. Sedangkan Alvin untuk yang kedua kalinya menertawakan Rio. Dan....
PLETAKK!!
Rio melempar sebuah buku yang tepat mengenai kepala Alvin.
“aduh..” Alvin mengaduh sambil mengelus kepalanya namun masih sambil tertawa.
Shilla masih merasa bersalah, karena raut wajah Rio mulai menandakan kebetean.
“Shilla..” panggil seseorang di depan pintu, saat di lihat ternyata adalah Ify.
Ify pun masuk tanpa permisi. Dan ia melihat Alvin yang masih mengusap kepalanya dan Rio yang kini duduk di dekat kaki Shilla.
“lho kalian pada kenapa?” tanya Ify.
“engga ada apa-apa kok Fy” jawab Alvin.
“eh iya.. ada apaan Fy nyari gue?” tanya Shilla sambil berjalan ke dekat Ify.
“gini Shill... gue di suruh Sivia kata dia, besok pagi lo di suruh ke rumahnya dulu” ujar Ify menyampaikan pesannya.
“ngapain?” tanya Shilla.
“engga tau deh.. tanya ada ma Via.. dia di ruang musik” kata Ify.
“yaudah gue samperin Via dulu..” ujar Shilla lalu pergi.
Dan kini Rio sedang merapikan meja yang ada di sebelah Ify. Ify memperhatikan Rio dari atas sampai bawah. Dan matanya berhenti tepat dekat pelipis mata Rio.
“yo.. ini lo kenapa?” kata Ify sambil menyentuh sedikit luka di pelipis mata Rio.
“aww.. engga papa kok Fy”jawab Rio sambil menyingkirkan tangan Ify.
Ify kemudian merogoh saku roknya, ia mengambil sebuah plester kemudian di tempel tepat di luka Rio.
“aduhh Fy pelan-pelan” seru Rio heboh sendiri.
“gue udah pelan, lonya ja manja.. luka dikit juga” ujar Ify.
Setelah itu Rio berdiri di depan cermin yang ada di sana sambil memegangi plester yang di tempelkan Ify.
“engga ngurangin kegantengan gue kan?”tanya Rio.
Alvin yang mendengarnya langsung memegangi sepatunya. “Yo.. sepatu gue longgar nih” ujar Alvin yang bermaksud ingin menimpuk Rio dengan sepatunya.
Ify terkekeh dengan tingkah kedua orang di hadapannya. “lo tetep cakep kok KA RIO” kata Ify sambil berlalu meninggalkan ruangan itu.
‘kak rio? Gue engga salah denger?’ batin Rio.
***
“Via.. pulang bareng yuk” ajak Gabriel yang sudah menunggunya di ambang pintu ruang musik.
Sivia membalasnya dengan seulas senyum yang menandakan ia sangat bersedia. Dan tanpa buang-buang waktu mereka pun langsung pergi meninggalkan area sekolah.
Sampai mereka pun berhhenti di sebuah area taman di komplek mereka.
“kok berhenti di sini ka?” tanya Sivia.
“ada yang mau gue kasi liat ke lo via..” jawab Gabriel.
Sampai mereka pun berjalan ke tengah taman, di sana Via menemukan susunan lilin yang membentuk hati.
“wiihh.. so sweet ka” celetuk Via kegirangan.
“lo engga nanya vi, ini buat siapa dan bikinan siapa?”tanya Iel.
“buat gue dan entah bikinan siapa yang jelas dari lo ka”jawab Sivia.
“yahh.. kok lo tau?jangan-jangan....”belum sempat iel melanjutkan kata-katanya Sivia sudah memotongnya.
“yup.. dari Ify”kata Sivia.
“engga surprise dong” kata Gabriel kecewa.
“hha.. tenang aja ka iel... surprise kok.. lebih bagus dan lebih romantis dari yang Via bayangin” kata Sivia.
Gabriel yang tadinya akan memberi kejutan malah jadi bukan kejutan lagi dan itu adalah ulah adiknya sendiri yang bawel.
Sampai akhirnya Gabriel mencoba melupakan ke kecewaannya dan memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya pada gadis yang kini ada di hadapannya.
“via..” kata Gabriel lirih.
“iya?” jawab Sivia.
“lo pasti udah tau kan tujuan gue bawa lo kesini” kata Gabriel tanpa menatap Sivia.
“emmm...”
“vi.. gue dari dulu suka sama lo, lo juga tau kan? Gue yang dari dulu selalu berusaha deketin lo, lo juga ngerasa kan?”ujar Gabriel sambil berusaha menutupi rasa gugupnya.
“iel.. lo kok gemeteran sih” tanya Sivia dengan polosnya.
‘bodohnya gue ketauan geroginya’batin iel merutuki dirinya sendiri.
Karena iel diam saja, sivia pun tersenyum, senyum yang dapat membuat iel lebih tenang dari sebelumnya.
“via..lo mau engga jadi pacar seorang Gabriel?”kata Gabriel to the point.
Via nampak berpikir sejenak lalu menjawab dengan sebuah anggukan kecil.
“serius vi?” tanya iel meyakinkan dirinya.
“dua rius” jawab Sivia.
Gabriel langsung melompat kegirangan layaknya anak kecil yang mendapat permen dari orang.
Sivia terawa melihat tingkah iel yang seperti anak kecil tersebut.
Ify dan teman-temannya tiba-tiba sudah ada di dekat mereka berdua. Rio dan Cakka yang sudah memegang gitar langsung memainkan sebuah nada.
Ify dan Shilla dengan gaya cewenya langsung bernyanyi untuk mereka.
“aku pengen bilang ku sudah tak tahan
aku pengen bilang cinta
tapi aku malu tapi aku ragu
tak bisa ungkapkan itu
apa aku bisa apa aku sanggup
tuk ungkapkan ini semua
tapi ya sudahlah ku bilang saja”
Rencana yang sebenarnya tidak di ketahui oleh Gabriel ini cukup membuatnya kaget.
“oh ternyata semua tak ku sangka
kamu miliki yang sama
kini aku cinta kamu juga cinta
ya sudah jalani saja
ada cinta yang kini ku rasa
hilangkan semua (semua) rasa sepi hatiku
ada cinta yang kini menyapa
yakinkan semua (semua) indah kisah selamanya, kamu ada”
“oh indahnya dunia saat ku tatap matamu
ooh indahnya hatiku saat kau bilang aishiteru”
“yeee!!!” teriak Ify Shilla dan Agni.
“selamat ya kakak cie cie” goda Ify sambil memeluk lengan kakaknya.
“kalian yang rencanain?” tanya Gabriel.
“bukan kita.. tapi Ify..” jawab Cakka diikuti anggukan setuju dari yang lainnya. Sedangkan Ify hanya tersenyum jail.
“besok Iel traktir kita di bazar pensiiii!!!” teriak Alvin semangat.
***
Oik dan Acha yang bertugas sebagai Mc pun memulai acara. Mereka membacakan mulai dari susunan acara.
“Oik cantik yah” ujar Cakka tanpa lepas dari pandangannya pada sosok gadis itu.
“tapii.. lo lebih cantik Fy..” goda Cakka pada Ify yang berdiri di sebelahnya.
“nggembel lo?” tanya Ify sinis.
Cakka manyun menanggapi ucapan Ify tersebut.
Sampai akhirnya tiba saatnya dari ekskul musik memberikan sebuah karyanya.
Ify dengan langkah pasti mengawali langkahnya menuju atas panggung.
Ify berdiri di depan organ *gimana sih nulis orgen -.-a bingung dah gue*. Kali ini Sivia sebagai vokal, Agni bermain gitar, cakka yang memainkan drum, dan beberapa anak lain sperti Debo, Obiet dll ada yang ikut mengisi vokal dan ada pula yang memegang gitar seperti (?) *apaan coba ini?*
Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi
Ify pun mulai mengeluarkan suaranya, bersamaan dengan Sivia..
Reff.
Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka
Tak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Akhir perjalanan ini
Semua orang yang mendengarkan langsung Tapuk tangan saat melihat penampilan mereka.
Dann Rio pun melihatnya tanpa berkedip sedikit pun. Sampai ia sadar bahwa Alvin memperhatikannya dari tadi.
“gue ke belakang dulu deh” ujar Rio meniiggalkan Alvin sambil terlihat agak salting.
Alvin mengikuti Rio.
“yo.. lo engga suka sama penampilan Ify?”tanya Alvin.
“kata siapa? Gue suka kok suaranya mencengangkan” jawab Rio..
“terus kenapa lo langsung pergi.. dan gue engga liat lo muji sama sekali” kata Alvin.
“terus? Masa gue harus kaya gini” kata Rio sambil mengambil gaya.
“ya ampuuunn suara ify bagus banget.. gue sampe kelepek-kelepek dengernya... tambah cinta deh gu.....” Rio yang sedang bergaya sok imut langsung membatu saat melihat seseorang yang sedang memperhatikannya.
Alvin yang sedang senyam-senyum memperhatikan Rio ikut terdiam. “napa yo?” tanya Alvin.
Rio langsung berdiri dengan tegak dan memasang gaya cool andalannya “eh.. hay Fy” sapa Rio salting.
“lo tadi kenapa Yo?” selidik Ify.
“engga papa kok Fy.. emm.. gue pergi dulu ya..” kata Rio bergegas pergi dan meninggalkan Alvin.
“Yoooo!!!” teriak Alvin berlari mengejarnya.
“apa gue tadi engga salah denger ya?” gumam Ify namun ia tidak terlalu mempedulikannya.
***
Agni duduk menunggu standnya, siapa tau ada yang iseng mau beli makanan-makanan di stand kelas 10.1.. sampai akhirnya memenag ada yang iseng beli.
“gue mau lemon teanya dong” ujar cowo itu sambil mengambil dompet di sakunya dan mengeluarkan selembar uang seratus ribuan.
“maaf yaa ka, gue tau kok lo orang kaya.. tapi bisa engga? Engga usah pamer” ujar Agni sewot.
“siapa yang pamer.. orang engga ada lagi” ujar cow itu membela diri.
“ihh rese banget sih.. kagak ada kembalian!” kata Agni dengan ketus.
Cowo itu tersenyum melihat Agni marah. Rasanya sangat lucu bagi cowo tersebut.
“apa liat-liat?!” ujar sedikit membentak Agni.
“engga kok.. yaudah ambil aja kembaliannya” kata Cowo itu.
“engga usah deh tuan Nuraga.. gue gratisin!” kata Agni kesal sambil mengembalikan uang tersebut.
Cakka masih tersenyum lalu mengambil uangnya lagi. “makasih banyak,,kalau kamu lebih manis pasti banyak yang suka deh”
Byurr!!
Agni entah terlalu emosi atau apa, dia menyiram Cakka dengan air mineral yang tadi ia minum, dan kini baju cakka basah.
Cakka pun hanya dapat diam membatu dengan perlakuan Agni namun tidak dapat marah sama sekali.
Sedangkan di tempat lain....
“wiihh suara kamu T.O.P deh Vii” kata Gabriel mengacungkan kedua jempolnya.
“hhi.. makasi ka iel” jawab Via dengan girang.
Sedangkan Ify celingak-celinguk engga jelas.
“cari siapa fy?” tanya iel.
“oh.. engga kook” Ify pun pergi..
“aneh.. deh anak-anak..tadi Rio sama Alvin yang aneh sekarang Ify” gumam Gabriel heran.
Acha yang kini sudah berdiri di atas panggung kembali menyebutkan siapa berikutnya yang akan tampil.
“baiklah.. temen-temen semua, tadi Acha dapet confirmasi ketua OSIS kita mau nyumbang buat acara pensi ini.. mereka mau ngband lho..yuk langsung aja..Ka Rio, Ka Gabriel, Ka Alvin dan Ka Cakka” kata Acha memanggil Rio dkk.
Tentu saja hal itu membuat riuh, banyak teriakan-teriakan histeris dari para penggemar mereka *lebay*
Dan mereka pun memulai aksinya dn Cakka tetap di posisi yang sama seperti sebelumnya.
Rio yang bernyanyi.. sambil memegang sebuah gitar acoustic.
Bayangkan bila harimu penuh warna
Itulah yang saat ini ku rasakan
Dia membuat tidurku tak nyenyak
Dia membuat makanku tak nyenyak
Ku terpikat pada kehangatan
Yang selalu dia berikan
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Nikmatnya kini ku di mabuk cinta, di mabuk cinta
Bayangkan bila harimu penuh warna
Itulah yang saat ini ku rasakan
Dia membuat tidurku tak nyenyak
Dia membuat makanku tak nyenyak
Ku terpikat pada kehangatan
Yang selalu dia berikan
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Nikmatnya kini ku di mabuk cinta
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Ku rasa ku sedang di mabuk cinta
Nikmatnya kini ku di mabuk cinta
Di mabuk cinta, di mabuk cinta, dimabuk cinta
(mabuk cinta_armada)
Prok!! Prok!! Prok!!
Ify yang menontonya dari depan standnya bersama Agni,
“ka Rio tuh emang keren yah” kata Agni.
“ya gitu deh.. suka lo?” tanya Ify sinis.
“engga lah.. gue engga mau di gorok sama lo!” jawab Agni.
“maksud?” tanya Ify pura-pura tidak mengerti.
“engga usah boong.. gue tau lo deket sama Cakka tapi gue juga tau hati lo lebih nyangkut ke ssiapa” kata Agni.
“emang nyangkut ke siapa Ni?” tanya Ify lagi.
“ke Rio lah.. siapa lagi” jawab Agni sambil mengelap meja yang mulai basah oleh tetesan uap dari es.
“kalau gue sukanya sama ka Rio salah engga?” tanya Ify
“engga.. itu hak lo dan engga da yang berhak nglarang.” Kata Agni sedikit dewasa kali ini.
Ify pun terdiam entah apa yang ada di fikirannya kini.
***
@Flashback
Alvin mengejar Rio sampai akhirnya ia berhenti di bawah pohon dekat lapangan.
“gue tau satu hal dari ekspressi lo tadi yo” kata Alvin setelah Rio berhenti.
“paan?” tanya Rio.
“lo suka sama Ify” jawab Alvin.
“hemm gue emang suka.. tapi apa gue salah ya? suka sama cewe yang temen gue sendiri juga lagi mati-matian ngejar tu cwe?” tanya Rio dengan nada seperti orang yang bersalah.
“engga kok yo.. itu hak lo, engga ada yang berhak ngelarang” Jawab Alvin.
“tapi Cakka?” pikiran Rio berputar tentang cakka.
“hei.. lo engga liat, dia engga serius banget suka sama Ify” jawab Alvin sambil melihat cakka yang sedang membeli minuman.
“tau dari mana lo?” tanya Rio.
“tingkah dia sama cewe” jawab Alvin.
“tapi.....”
“udah... pokoknya kalau lo emang suka lo harus dapetin dia..gue yakin kok Ify juga suka sama lo” Alvin memberi semangat pada sahabat yang sudah ia kenal sejak kecil tersebut.
Rio tersenyum.
@Flashbackoff
***
Keesokan harinya...
Tok! Tok! Tok!
Ify berdiri di depan pintu rumah Sivia mungkin kejadian seperti sebelumnya akan kembali terulang, yaitu Sivia yang belum bangun.
Baru saja terlintas pikiran tersebut tiba-tiba pintu terbuka, nampak Sivia yang sudah cantik.
"mau kemana lo Vi? udah rapi bener" ujar Ify melihat Sivia.
"lo engga tau? gue kan mau main sama kakak lo ke rumah Oma lo Fy" jawab Sivia, memang sih sebelumnya Iel bilang minggu ini ia akan pergi ke rumah Omanya tapi Ify tidak tau bahwa Gabriel akan pergi bersama Sivia.
"oh.. yaudah deh.." kata Ify yang agak kesal juga karena akan di tinggal sahabatnya.
Ify pun pergi tanpa pamit keluar dari gerbang rumah Sivia.
Ify berjalan sendirian untuk kembali menuju rumahnya. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundaknya. Dan otomatis Ify langsug menoleh ke arah orang tersebut yang ternyata adalah Rio.
"Rio" gumam Ify.
"lo engga ada acara kan? ikut gue yuk?" ajak Rio tnpa menunggu persetujuan Ify ia langsung menarik lengan ify.
Mereka berdua pun pergi dengan mobil yang di bawa oleh Rio.
"mau kemana sih yo pagi-pagi gini?" tanya Ify.
"to your heart" *ngikutin gaya Arify* kata Rio sambil tersenyum jail.
Ify mencibir.
Tak lama kemudian mereka sampai di tempat.yang mungkin sangat jarang di temui, sebuah danau dan pepohonan hijau tumbuh di sekitar danau tersebut.
Ify berputar melihat sekelilingnya.
"bagus kan Fy..." ujar Rio yang sudah duduk di bawah pohon menghadap ke danau.
"bagus bagus bagus" jawab Ify mengikuti gaya ipin. Lalu Ify pun duduk di sebelah Rio.
"tau engga Fy... kalau gue tuh suka sama lo" kata Rio dengan santai berbeda sekali dengan Gabriel saat mengungkapkan isi hatinya pada Sivia.
Ify menggeleng.
"kalau gitu gue mau kasih tau lo.. gue suka sama lo.." kata Rio menatap Ify.
sedangkan Ify hanya tertunduk malu.
"gue tau kok elo juga suka sama gue engga usah malu-malu gitu Fy" kata Rio lagi dengan pedenya. Membuat Ify yang tadinya malu-malu jadi ingin melempar nya dengan sepatu.
"Fy!! sepatu gue longgar nih" teriak Alvin yang ternyata memperhatikan mereka berdua.
"yahhh... Vin.. lo nongol jadi engga romantis kan" kata Rio kecewa.
"emang dasarnya engga romatis lo Yo!" kata Ify sambil mendorong bahu Rio yang mengahdap ke arahnya.
"kok gitu sih Fy.. yaudah gue engga jadi nembak elo!" kata Rio sambil berkaca pinggang.
"yaahh kok gitu yo" kata Ify kecewa.
"abisnya lo engga hargai usaha gue yang udah susah-susah nyari tempat ini.. tadi tuh ya selama perjalanan gue susah payah nginget jalan biar engga nyasar tau! mana gue bawa anak orang lagi" kata Rio menceritakan semuanya yang sebenarnya ia rasakan.
Ify tertawa mendengar cerita Rio tersebut.
"Yo... jangan curhat.. katanya mau nembak" teriak Gabriel yang juga mulai keluar dari sembunyiannya.
"iya kak Rio!" seru Sivia
Dan ternyata mereka tidak kerumah Oma.
"iya iya! bawel semua lo pada!" Rio sewot sendiri.
Dengan sepenuh hati Rio tersenyum pada Ify.
"fy.. gue mau lo jadi cewe gue"kata Rio.
Pipi ify pun jadi merah merona di buatnya karena malu.
Namun tiba-tiba terlintas nama Cakka di otaknya.
Puk! seseorang menepuk pundak Ify dan itu adalah Cakka.
Ify seolah bertanya pada sahabatnya itu, dan Cakka hanya menjawab dengan seulas senyum dan anggukan kecil lalu berbisik si telinga Ify 'gue mau lo bahagia sama orang yang lo sayang' bisik Cakka.
"gue mau kok Yo" jawab Ify kemudian dan di sertai sorakan yang lainnya.
Dan Shilla serta Agni juga keluar dari sembunyiannya masing-masing.
"terus lo sama siapa Cak?" tanya Gabriel saat mereka berkumpul bersama.
"gue maunya sama lo Nii.." goda Cakka pada Agni, dan membuatnya ngeri.
"gue ogah sama lo!!!!"teriak Agni.
"ayolah Ni.. mau ya.." ujar Cakka memelas.
"gaaaakkk!!!" Agni pun lari dan menjauh dari Cakka.
_THE END_
Label:
ceritaku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Total Tayangan Halaman
Blog Archive
About Me
- issah
- cewe yang duduk di bangku kejuruan farmasi ini bawel, rese, suka sok tau, paling ga suka d kritik,pemalas, suka ngeluh sama tugas-tugas dan jangan pernah sekali kalinya muji gue.. kenapa?? karena gue gampang besar kapala.. :o tapi baik dan ramah pada teman-temannya :p *boong dikit*
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar